Dahulu
dahulu kala ada arwah yang kuat bernama Pangeran Susano. Suatu ketika ketika
dia melewati gunung-gunung, dia mendengar beberapa orang menangis. Tangisan itu
berasal dari sebuah rumah dimana sepasang orang tua tinggal. Dia bertanya apa
yang membuat mereka menangis.
“Seekor
ular raksasa dengan delapan kepala tinggal dekat sini. Setiap tahunnya ular itu
datang dan mengambil satu dari anak-anak perempuan kami. Dia telah mengambil
tujuh anak perempuan kami dan kami hanya punya satu lagi. Malam ini ular raksasa
itu akan datang lagi dan mengambilnya,” tangis orang tua lelaki.
“Jangan
khawatir lagi,” kata pangeran. “Aku akan membunuh ular raksasa itu. aku punya
rencana bagus. Tolong minta semua warga untuk datang kemari.”
Pangeran
itu menyuruh warga untuk membangun pagar yang kuat dengan delapan pintu. Di
depan setiap pintu, mereka menaruh sebuah gentong besar dan mengisinya dengan
anggur yang kuat. Semua orang bekerja keras dan tak lama, bau dari anggur masuk
ke udara.
Pangeran
itu berbicara pada wanita muda itu, “tidak akan ada apa-apa yang akan terjadi
padamu.” Dia dengan cepat mengubahnya menjadi sisir rambut yang kecil dan
menaruhnya ke dalam rambutnya. Ketika semua sudah siap, dia menyembunyikan
pasangan orang tua di tempat yang aman. Kemudian dia berdiri sendiri dengan
pedangnya, menunggu si ular raksasa.
Pada
tengah malam, dia mendengar suara aneh dan melihat ular raksasa dengan delapan
kepala. Kemudian ular itu mencium bau anggur. Dia memanjangkan kedelapan
kepalanya melalui delapan gerbang dan minum dari delapan gentong anggur. Karena
anggurnya sangat kuat, si ular tak lama menjadi pusing.
Sang
pangeran melihat dari belakang sebatang pohon. “Ini adalah waktunya,” pikirnya.
Dia melompat keluar dan memotong delapan kepala ular itu satu persatu, sampai
ular itu mati. Sang pangeran juga memotong ekor dari ular supaya dia tidak bisa
hidup kembali lagi.
Ketika
dia sudah yakin ular itu mati, sang pangeran mengambil sisir dari rambutnya dan
bernafas pada sisir itu. Anak perempuan dari pasangan orang tua itu langsung
hidup kembali dan berdiri di depannya. Dia berlutut dan berterima kasih kepada
sang pangeran. Pasangan orang tua dan semua warga juga berterima kasih kepada
sang pangeran karena telah membunuh ular yang mengerikan itu.
“Sekarang
kita bisa hidup damai lagi. Kami akan lebih bahagia jika tuan tinggal dan hidup
bersama kami,” kata lelaki tua itu.
Sang
pangeran memutuskan untuk tinggal dan hidup di pegunungan. Dia meminta anak
perempuan itu untuk menjadi istrinya dan hidup dengannya di sebuah istana yang
indah di Izume. Mereka hidup bahagia bersama di sana dalam waktu yang panjang.
-FIN-
Baca terjemahan Inggris di SINI
Author: Lise Pordes
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalau Anda puas dengan ceritanya. Tolong di klik ya Iklan (Ad) di sebelah kanan dan bawah. Terima Kasih ^-^
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------