“Akhirnya
kamu di sini Sean Frank, eh Diego Mann,” kata Murdoc King. “Kamu benar-benar
mencintai pasanganmu.”
“Lepaskan
dia! Ini tidak ada urusannya dengan dia,” teriak Diego.
Murdoc
King melempar Julia kepada pengawalnya dan pengawalnya menahan Julia. Dia
menyuruh Diego untuk melempar semua alat pembiusnya dan Diego melakukannya.
“Kamu
membunuh anakku, anak satu-satunya yang aku punya, hanya kematian bisa
membalasnya,” kata Murdoc King.
“Aku
dengar kamu sangat benci pada darah, mari lihat seberapa bencinya kamu pada
darah,” tambah Murdoc King dan dia menembak kaki kiri Diego.
Diego
berlutut di atas lantai.
“Bagaimana
rasanya melihat darah dari badanmu sendiri? Bagaimana kalau aku menembak kaki
kananmu, tangan-tanganmu, dan kepalamu?”
Julia
sangat khawatir tapi dia ingat cincin yang diberikan Diego padanya. Dia memukul
pengawal yang menahannya dengan jarum pembius dalam cincinnya. Pengawal itu
terbius dan Julia melompat ke punggung Murdoc King untuk menghindarinya
menembak Diego. Pedro menjadi kacau karena aksi Julia yang memberikan
kesempatan bagi Diego untuk mengambil pistol yang diberikan Julia dari pinggul
belakangnya dan menembak Pedro tepat pada kepalanya. Darah ada dimana-mana dan
Pedro meninggal!
Diego
tidak bisa menembak Murdoc King karena dia takut kalau dia tidak kena dan
tembakannya mengenai Julia. Murdoc King melempar Julia ke lantai dan
mengarahkan pistol padanya. Hanya sebelum dia bisa menarik pelatuk pistol,
Diego menembak kepala Murdoc King.
Julia
berlari cepat ke arah Diego dan berkata, “Apakah kamu baik-baik saja? Cincinmu
menyelamatkanku.”
“Pistolmu
juga menyelamatkanku,” balas Diego dengan senyuman. “Aku berharap tidak akan
melihat darah lagi.”
“Aku
merasa lemas setelah melihat darah, bolehkah aku berbaring di pangkuanmu?” kata
Diego genit.
Di luar
rumah sakit perang juga telah usai dengan polisi sebagai pemenang. Diego dan
Julia berjalan keluar dari rumah sakit dan bertemu ayah Julia. Ayah Julia
sangat senang melihat mereka berdua masih hidup. Setelah dijelaskan tentang
masa lalu Diego, ayah Julia juga merasa bangga karena Diego telah menyelamatkan
negara dari ancaman nuklir.
Satu
bulan kemudian, Diego memenuhi janjinya. Dia mengganti cincin di jari Julia
dengan sebuah cincin pernikahan. Diego akhirnya bisa hidup tentram bersama
Julia.
-FIN-
Author: Anfransen Wijaya
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalau Anda puas dengan ceritanya. Tolong di klik ya Iklan (Ad) di sebelah kanan dan bawah. Terima Kasih ^-^
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------