Wednesday, July 24, 2013

#082 Sang Pembius 2 : Darah Terakhir (Bagian 7)



Permisi, saya mencari pasien bernama Diego Mann di rumah sakit ini,” tanya Murdoc King memegang pistol.

Perawat itu sangat takut dan tidak punya pilihan tapi memberi informasi kepada Murdoc King. Polisi datang dan tembak-menembak tidak dapat dihindarkan. Kedua pihak saling menembak satu sama lain. Diego mendegar tembakan dan pergi mencari Julia.

“Ayo!” perintah Murdoc King.

Pedro meminta Murdoc King untuk bersabar. Dia percaya bahwa Diego sudah tahu kalau mereka di sana dan menyarankan untuk mengecek ruang CCTV terlebih dahulu. Kemudian mereka menerobos ke ruang CCTV dan mengecek setiap kamera di rumah sakit. Di salah satu monitor mereka melihat Diego memberikan ciuman selamat tinggal pada Julia!


“Wanita yang cantik,” kata Murdoc King.

Keenam dari mereka membagi menjadi dua grup untuk mencari Diego atau Julia. Grup pertama terdiri dari empat pengawal dan grup satu lagi terdiri dari Murdoc King, Pedro, dan seorang pengawal.

Grup pertama naik ke atas menggunakan lift. Mereka sampai di lantai dimana mereka melihat Diego di monitor. Ketiganya berpisah dan berjalan ke sekitar. Salah satu mereka melihat Diego lewat. Dia mulai menembakinya tapi tidak kena. Dua yang lain mendengar tembakan dan lari untuk membantu temannya. Sesampainya mereka, mereka melihat temannya tergeletak di lantai. Diego bersiul pada mereka. Mereka mengejar Diego dan melihatnya memasuki sebuah ruangan. Diego bersembunyi di belakang pintu. Setelah keduanya masuk, Diego menembak salah satunya dengan jarum pembius. Yang satu lagi berputar badan untuk menembak Diego, tetapi senjatanya dipukul oleh Diego. Mereka mulai berkelahi. Akhirnya musuh yang terakhir terbius oleh Diego.

“Diego Mann, tolong datang ke lobi untuk bertemu dengan pasanganmu, Julia,” kata Murdoc King melalui speaker di rumah sakit.

“Tolong sapa pasanganmu,” pinta Murdoc King.

Julia tidak mau berbicara tapi Murdoc King menarik rambutnya dan membuat dia berteriak. Diego tidak bisa menahan mendengar pasangannya dalam kesakitan jadi dia berlari ke lobi rumah sakit.


-Bersambung-
Baca terjemahan Inggris di SINI
Baca Bagian 8 di SINI
Baca Bagian 1 di SINI
Author: Anfransen Wijaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalau Anda puas dengan ceritanya. Tolong di klik ya Iklan (Ad) di sebelah kanan dan bawah. Terima Kasih ^-^
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------





0 comments:

Post a Comment