Showing posts with label Aksi. Show all posts
Showing posts with label Aksi. Show all posts

Wednesday, July 24, 2013

#085 Sang Pembius : Darah Terakhir (Bagian 8-Selesai)



“Akhirnya kamu di sini Sean Frank, eh Diego Mann,” kata Murdoc King. “Kamu benar-benar mencintai pasanganmu.”

“Lepaskan dia! Ini tidak ada urusannya dengan dia,” teriak Diego.

Murdoc King melempar Julia kepada pengawalnya dan pengawalnya menahan Julia. Dia menyuruh Diego untuk melempar semua alat pembiusnya dan Diego melakukannya.

“Kamu membunuh anakku, anak satu-satunya yang aku punya, hanya kematian bisa membalasnya,” kata Murdoc King.

“Aku dengar kamu sangat benci pada darah, mari lihat seberapa bencinya kamu pada darah,” tambah Murdoc King dan dia menembak kaki kiri Diego.

Diego berlutut di atas lantai.

“Bagaimana rasanya melihat darah dari badanmu sendiri? Bagaimana kalau aku menembak kaki kananmu, tangan-tanganmu, dan kepalamu?”

Julia sangat khawatir tapi dia ingat cincin yang diberikan Diego padanya. Dia memukul pengawal yang menahannya dengan jarum pembius dalam cincinnya. Pengawal itu terbius dan Julia melompat ke punggung Murdoc King untuk menghindarinya menembak Diego. Pedro menjadi kacau karena aksi Julia yang memberikan kesempatan bagi Diego untuk mengambil pistol yang diberikan Julia dari pinggul belakangnya dan menembak Pedro tepat pada kepalanya. Darah ada dimana-mana dan Pedro meninggal!

Diego tidak bisa menembak Murdoc King karena dia takut kalau dia tidak kena dan tembakannya mengenai Julia. Murdoc King melempar Julia ke lantai dan mengarahkan pistol padanya. Hanya sebelum dia bisa menarik pelatuk pistol, Diego menembak kepala Murdoc King.

Julia berlari cepat ke arah Diego dan berkata, “Apakah kamu baik-baik saja? Cincinmu menyelamatkanku.”

“Pistolmu juga menyelamatkanku,” balas Diego dengan senyuman. “Aku berharap tidak akan melihat darah lagi.”

“Aku merasa lemas setelah melihat darah, bolehkah aku berbaring di pangkuanmu?” kata Diego genit.

Di luar rumah sakit perang juga telah usai dengan polisi sebagai pemenang. Diego dan Julia berjalan keluar dari rumah sakit dan bertemu ayah Julia. Ayah Julia sangat senang melihat mereka berdua masih hidup. Setelah dijelaskan tentang masa lalu Diego, ayah Julia juga merasa bangga karena Diego telah menyelamatkan negara dari ancaman nuklir.


Satu bulan kemudian, Diego memenuhi janjinya. Dia mengganti cincin di jari Julia dengan sebuah cincin pernikahan. Diego akhirnya bisa hidup tentram bersama Julia.


-FIN-
Baca terjemahan Inggris di SINI
Baca Bagian 1 di SINI
Author: Anfransen Wijaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalau Anda puas dengan ceritanya. Tolong di klik ya Iklan (Ad) di sebelah kanan dan bawah. Terima Kasih ^-^
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------






#082 Sang Pembius 2 : Darah Terakhir (Bagian 7)



Permisi, saya mencari pasien bernama Diego Mann di rumah sakit ini,” tanya Murdoc King memegang pistol.

Perawat itu sangat takut dan tidak punya pilihan tapi memberi informasi kepada Murdoc King. Polisi datang dan tembak-menembak tidak dapat dihindarkan. Kedua pihak saling menembak satu sama lain. Diego mendegar tembakan dan pergi mencari Julia.

“Ayo!” perintah Murdoc King.

Pedro meminta Murdoc King untuk bersabar. Dia percaya bahwa Diego sudah tahu kalau mereka di sana dan menyarankan untuk mengecek ruang CCTV terlebih dahulu. Kemudian mereka menerobos ke ruang CCTV dan mengecek setiap kamera di rumah sakit. Di salah satu monitor mereka melihat Diego memberikan ciuman selamat tinggal pada Julia!


“Wanita yang cantik,” kata Murdoc King.

Keenam dari mereka membagi menjadi dua grup untuk mencari Diego atau Julia. Grup pertama terdiri dari empat pengawal dan grup satu lagi terdiri dari Murdoc King, Pedro, dan seorang pengawal.

Grup pertama naik ke atas menggunakan lift. Mereka sampai di lantai dimana mereka melihat Diego di monitor. Ketiganya berpisah dan berjalan ke sekitar. Salah satu mereka melihat Diego lewat. Dia mulai menembakinya tapi tidak kena. Dua yang lain mendengar tembakan dan lari untuk membantu temannya. Sesampainya mereka, mereka melihat temannya tergeletak di lantai. Diego bersiul pada mereka. Mereka mengejar Diego dan melihatnya memasuki sebuah ruangan. Diego bersembunyi di belakang pintu. Setelah keduanya masuk, Diego menembak salah satunya dengan jarum pembius. Yang satu lagi berputar badan untuk menembak Diego, tetapi senjatanya dipukul oleh Diego. Mereka mulai berkelahi. Akhirnya musuh yang terakhir terbius oleh Diego.

“Diego Mann, tolong datang ke lobi untuk bertemu dengan pasanganmu, Julia,” kata Murdoc King melalui speaker di rumah sakit.

“Tolong sapa pasanganmu,” pinta Murdoc King.

Julia tidak mau berbicara tapi Murdoc King menarik rambutnya dan membuat dia berteriak. Diego tidak bisa menahan mendengar pasangannya dalam kesakitan jadi dia berlari ke lobi rumah sakit.


-Bersambung-
Baca terjemahan Inggris di SINI
Baca Bagian 8 di SINI
Baca Bagian 1 di SINI
Author: Anfransen Wijaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalau Anda puas dengan ceritanya. Tolong di klik ya Iklan (Ad) di sebelah kanan dan bawah. Terima Kasih ^-^
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------





Tuesday, July 23, 2013

#076 Sang Pembius 2 : Darah Terakhir (Bagian 6)



“Semua kembali ke rumah sakit, sekarang!” perintah ayah Julia.

Di sisi satu lagi, truk besar itu mendekat.

“Tebarkan landasan berjarum!” perintah pemimpin.


Truk besar itu tidak melambat sama sekali! Truk itu melewati landasan berjarum dan ban-bannya pecah. Mobil itu kehilangan keseimbangan tapi bisa menghantam pergi mobil-mobil polisi dan barikade untuk membuat jalan bagi mobil-mobil di belakangnya. Tidak lama beberapa mobil hitam melewati barikade.

“Mobil-mobil itu lewat, kita tidak bisa menahan mereka,” lapor pemimpin grup.

“Lebih cepat lagi, kita perlu sampai ke rumah sakit secepatnya,” ayah Julia memerintahkan anggotanya.

Musuh sampai dahulu di rumah sakit. Murdoc King turun bersama Pedro di belakangnya. Pedro memilih empat dari orang terbaiknya untuk menemani mereka masuk ke dalam rumah sakit dan sisanya diperintahkan untuk menahan polisi dari masuk ke dalam rumah sakit.

“Jadi di sini pembunuh anakku bersembunyi,” kata Murdoc King melihat ke rumah sakit.

Empat pengawal itu membunuh polisi dan penjaga di depan rumah sakit. Kemudian Murdoc King, Pedro, dan keempat pengawal berjalan masuk ke rumah sakit untuk membunuh Diego!


-Bersambung-
Baca terjemahan Inggris di SINI
Baca Bagian 7 di SINI
Baca Bagian 1 di SINI
Author: Anfransen Wijaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalau Anda puas dengan ceritanya. Tolong di klik ya Iklan (Ad) di sebelah kanan dan bawah. Terima Kasih ^-^
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------







Monday, July 22, 2013

#073 Sang Pembius : Darah Terakhir (Bagian 5)



Terluka parah, Diego pergi ke satu-staunya rumah sakit dimana pacarnya bekerja. Di depan rumah sakit dia bertemu Julia.

“Apa yang terjadi padamu?” Tanya Julia terkejut.

Diego berjanji akan menjelaskan semuanya kepada Julia. Dia dibawa ke dalam untuk diobati. Dia meminta Julia untuk menyimpan alat-alat pembisunya untuknya. Setelah diobati, dia kemudian menjelaskan semua ke Julia tentang masa lalunya. Awalnya sangat sulit bagi Julia untuk menerima kenyataan bahwa Diego telah membohonginya. Tapi itu adalah untuk keamanannya juga. Lagipula, Julia sangat mencintainya. Jadi dia memutuskan untuk membantu Diego dengan memanggil ayahnya yang adalah kepala polisi di daerah itu.

“Aku akan membantunya kali ini tapi aku ingin dia menjelaskan semuanya setelah ini selesai!” kata ayah Julia.

Julia berjanji kepada ayahnya bahwa Diego akan menjelaskan semuanya padanya.

“Tapi aku hanya bisa menggerakkan beberapa grup polisi kecuali ada situasi yang bahaya dan aku tidak mau membuat publik dalam kekacauan karena kita belum yakin mereka akan menyerang,” ayah Julia menambahkan.

Setelah telepon, Julia pergi dan mengambil tasnya. Dari dalam tasnya dia mengambil sebuah pistol.

“Bawa ini bersamamu. Mungkin kamu akan membutuhkannya kali ini,” Julia menyarankan.

Diego setuju dan mengambil pistol itu bersamanya. Kemudian dia mengambil sesuatu dari tas alat-alat pembius yang dia suruh Julia menyimpannya. Itu adalah jarum pembius dalam sebuah cincin.

“Setelah semua ini berakhir, aku akan mengganti cincin ini dengan cincin pernikahan kita,” kata Diego sembari memasukkan cincin ke jari Julia dan menjelaskan bagaimana cara menggunakannya.

Julia tersipu malu dan membalikkan badan. “Berjanjilah kamu akan melewati yang satu ini!”

Diego tersenyum sambil melihat Julia berjalan keluar ruangan.

Ayah Julia membagi grupnya menjadi dua untuk membuat barikade di dua jalan yang merupakan jalan menuju ke rumah sakit untuk mengecek semua pengguna jalan. Tiba-tiba suara keras dari mesin mobil terdengar. Itu adalah truk besar yang sedang berlari kencang.


“Ada sebuah truk besar berlari menuju kea rah kita. Aku rasa dia akan menghancurkan barikade dan menerobos masuk!” lapor ketua dari grup satu lagi kepada ayah Julia.


-Bersambung-
Baca terjemahan Inggris di SINI
Baca Bagian 6 di SINI
Baca Bagian 1 di SINI
Author: Anfransen Wijaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalau Anda puas dengan ceritanya. Tolong di klik ya Iklan (Ad) di sebelah kanan dan bawah. Terima Kasih ^-^
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------







Saturday, July 20, 2013

#070 Sang Pembius 2 : Darah Terakhir (Bagian 4)



Murdoc Junior tidak menembak Diego.

“Aku pikir aku tidak akan menikmati membunuhmu dengan pistol,” kata Murdoc Junior.

Dia kemudian melemparkan pistolnya dan meretakkan jari-jarinya. Diego berdiri dan siap menghadapinya. Perkelahian itu sengit. Diego tahu bahwa dia tidak akan bisa mengalahkan Murdoc Junior karena dia sangat berotot dan besar. Dia terus berusaha mengelak terkena pukulan dari Murdoc Junior. Ketika dia punya kesempatan, dia melompat jauh untuk meraih pistolnya. Dia mendapatkannya!

Dengan cepat dia berlari ke pinggir gedung dan loncat ke bangunan berikutnya. Murdoc Junior sangat geram dan berlari sangat cepat untuk mengejar Diego. Sesaat setelah Diego mendarat di bangunan berikutnya, dia mengambil sebuah jarum pembius yang spesial dan memasukkannya ke dalam pistol.

“Aku telah mempersiapkan ini hanya untukmu.”

Hanya saat Murdoc Junior meninggalkan daratan, Diego menembaknya dan dia terbius oleh jarum pembius spesial itu. Murdoc Junior tidak bisa mencapai bangunan berikutnya dan dia jatuh dari atap. Suara yang besar keluar sembari dia menyentuh lantai.

Pedro sangat terkejut melihat itu. dia tidak punya pilihan lain tetapi untuk menembak mati Diego. Dia menarik pelatuk dan menembak Diego. Tembakan itu mengenai bahu Diego! Dia lari dengan cepat meskipun dia terluka parah karena tembakan itu. Dia menghindari daerah terbuka supaya Pedro tidak bisa menembaknya dengan mudah.


Darah terus menetes seiring Diego berlari. Akhirnya dia bisa mencapai mobilnya dan menyetir pergi dengan cepat.

Pedro tidak bisa menembaknya lagi. Jadi dia menelpon Murdoc King untuk melaporkan bahwa anaknya telah terbunuh.

“Bos, maafkan aku tidak bisa menjaga anakmu. Tapi anakmu terbunuh karena kesombongannya. Dia punya kesempatan membunuh Diego dengan pistolnya tetapi dia melemparnya dan memilih untuk bertarung dengannya dengan tangannya,” lapor Pedro.

“Dasar bodoh!” kata Murdoc King dengan suara geram. “Aku akan membunuhnya sendiri! Aku berjanji!”



-Bersambung-
Baca terjemahan Inggris di SINI
Baca Bagian 5 di SINI
Baca Bagian 1 di SINI
Author: Anfransen Wijaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalau Anda puas dengan ceritanya. Tolong di klik ya Iklan (Ad) di sebelah kanan dan bawah. Terima Kasih ^-^
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------