Showing posts with label Moral. Show all posts
Showing posts with label Moral. Show all posts

Sunday, August 4, 2013

#105 Hotel Berlantai Lima



Sekelompok perempuan sedang berlibur ketika mereka melihat sebuah hotel berlantai lima dengan tanda: “Untuk Wanita Saja”. Karena mereka tanpa pacar atau suami mereka, mereka memutuskan untuk masuk.

Hanya untuk tujuan ilustrasi

Penjaga pintu, seorang lelaki yang sangat menarik, menjelaskan pada mereka bagaimana cara kerja hotel itu.

“Kita ada lima lantai. Naiklah satu lantai demi satu lantai, dan ketika kalian menemukan apa yang kalian cari, kalian bisa tinggal di sana. Sangatlah mudah memutuskan karena di tiap lantai ada tanda yang memberitahu apa yang ada di lantai itu.”

Jadi mereka mulai naik ke atas, dan pada lantai pertama tandanya adalah: “Semua lelaki di lantai ini pendek dan biasa saja”. Perempuan-perempuan itu tertawa, dan tanpa ragu-ragu mereka naik ke lantai berikutnya.

Tanda di lantai kedua adalah: “Semua pria di lantai ini pendek dan tampan”. Masih, ini tidak cukup bagus, jadi para perempuan itu lanjut ke lantai berikutnya.

Mereka sampai di lantai ketiga dan tandanya adalah: “Semua pria di lantai ini tinggi dan biasa saja”. Mereka masih menginginkan yang lebih baik, mengetahui masih ada dua lantai lagi, mereka lanjut.

Di lantai empat tandanya sempurna: “Semua laki-laki di lantai ini tinggi dan tampan”. Para prempuan itu gembira dan ingin masuk. Sebelum mereka masuk, mereka menyadari bahwa masih ada satu lantai lagi. Ingin tahu apa yang terlewatkan, mereka naik ke lantai lima.

Di sana mereka menemukan sebuah tanda: “Tidak ada laki-laki di lantai ini. Lantai ini dibangun hanya untuk membuktikan bahwa tidak ada cara untuk menyenangkan wanita”.


-FIN-
Baca terjemahan Inggris di SINI
Author: Unknown

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalau Anda puas dengan ceritanya. Tolong di klik ya Iklan (Ad) di sebelah kanan dan bawah. Terima Kasih ^-^
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------







#104 Pujian Penuh



Pada masa dinasti Song, tinggallah seorang pria bernama Wang Po. Dia kebingungan karena melonnya tidak bisa dijual.


“Melon-melon ini dari Xia bagian barat. Orang-orang di sini tidak tahu dan tidak menginginkan mereka. Apa yang harus aku lakukan?”

Oleh karena itu, dengan lidahnya yang fasih, Wang Po memuji melon-melonnya kepada orang yang lewat.

“Datang lihat melon-melonku! Melonku wangi dan manis, dijamin akan membuat anda kembali untuk lebih! Cicip gratis!”

Setelah mencicipi melon Wang Po, semua orang menyukainya dan berita tak lama menyebar. Kaisar Shen Zong sedang keluar untuk inspeksinya suatu hari dan mencicipi melon Wang Po.

“Mmm. Melon ini sangat enak!” kata Shen Zong dengan jempolnya naik.

“Melonnya enak! Kenapa kamu masih harus mempromosikannya? Apakah kamu khawatir mereka tidak terjual?” Tanya Shen Zong.

“Melon ini adalah varietas dari Xia bagian barat. Orang-orang di sini tidak tahu tentang itu. Aku baru bisa menjual setelah memuji mereka,” balas Wang Po.

“Penjual harus seperti Wang Po, yang memberikan pujian penuh pada produknya,” kata Shen Zong pada semua orang.


-FIN-
Baca terjemahan Inggris di SINI
Author:Unknown

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalau Anda puas dengan ceritanya. Tolong di klik ya Iklan (Ad) di sebelah kanan dan bawah. Terima Kasih ^-^
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------






Friday, August 2, 2013

#101 Cerita Abunawas - Enggrang



Sang raja ingin mengetes kepintaran Abunawas. Jadi dia mengundang Abunawas ke istana.

“Kamu menginginkan saya, paduka?”

“Iya, kamu telah mempermainkanku berkali-kali. Dan itu keterlaluan. Aku mau kamu meninggalkan Negara ini. Kalau tidak, kamu harus masuk penjara.”

“Kalau itu yang paduka mau,” kata Abunawas sedih, “aku akan melakukan yang paduka inginkan.”

“Ingat, mulai besok kamu tidak boleh menginjak tanah di negara ini lagi,” kata sang raja dengan serius.

“Ya paduka.”

Abunawas kemudian meninggalkan istana dengan sedih. Besok paginya, sang raji memerintahkan dua pengawalnya untuk pergi ke rumah Abunawas. Mereka terkejut. Abunawas masih di sana. Dia sedang berenang di sebuah kolam kecil di halaman depannya.

“Hei, Abunawas, kenapa kamu belum meninggalkan Negara ini? Bukankah sang raja memerintahkan kamu tidak untuk menginjak tanah di negara ini?”

“Iya memang dia melakukan itu,” jawab Abunawas dengan tenangnya. “Tapi, lihat aku. Apakah aku meningjak tanah? Tidak, aku berenang. Aku di dalam air.”

Pengawal-pengawal itu tidak bisa berdebat dengan Abunawas. Jadi mereka pergi dan kembali ke istana untuk melaporkan apa yang telah mereka lihat. Sang raja penasaran akan alas an Abunawas untuk tidak meninggalkan negaranya. Oleh karena itu, dia memanggil Abunawas. Abunawas dating ke istana dengan enggrang.


“Abunawas, aku pastinya akan menghukummu karena kamu tidak melakukan seperti yang aku katakan. Dan sekarang lihat dirimu! Kamu berjalan dengan enggrang seperti anak kecil. Apakah kamu gila?” kata sang raja berpura-pura marah.

“Aku ingat persis apa yang anda katakan, paduka,” Abunawas menjawab dengan tenang. “Pagi ini aku mandi di dalam kolam sehingga aku tidak berdiri di atas tanah. Dan sejak kemarin aku sudah berjalan di atas enggrang. Jadi anda bisa lihat, aku tidak menginjak tanah.”

Sang raja tidak dapat berkata apa-apa lagi. Dia berfikir memang Abunawas sangat pintar. Dia kemudian menawarkan Abunawas untuk minum. Abunawas merasa senang dan banyak tersenyum.


-FIN-
Baca terjemahan Inggris di SINI
Author: Unknown

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalau Anda puas dengan ceritanya. Tolong di klik ya Iklan (Ad) di sebelah kanan dan bawah. Terima Kasih ^-^
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------






Monday, July 29, 2013

#099 Mengelola Sumber Daya

Seorang orang tua sedang sekarat. Jadi dia meminta kedua anak laki-lakinya untuk datang menemuinya. Dia akan memberikan setengah dari tanahnya pada anak pertama, Hong Shan, dan setengah ke anak keduannya, Qing Shan. Hong Shan masuk ke kamarnya terlebih dahulu.

“Hong Shan, setelah aku mati, kamu akan mendapatkan tanah di bagian barat punggung bukit,” kata orang tua itu.

Kemudian Qing Shan memasuki kamar.

“Qing Shan, kamu akan mendapat tanah di bagian timur punggung bukit setelah aku tiada,” dia memberitahu Qing Shan.

Setelah orang tua itu meninggal, kedua anaknya mendapat bagian masing-masing. Ada banyak pohon di bagian barat punggung gunung. Hong Shan menebang mereka semua dan hidup mewah untuk beberapa tahun ke depan. Hong Shan kemudian menanam tanaman di tanah setelah semua pohon hilang. Sayangnya, semua tanamanya dirusak dalam sebuah badai yang besar.

Qing Shan menanam pohon di punggung bukitnya, membersihkan beberapa lahan untuk tanaman pertanian dan memelihara ternak dan kambing. Beberapa tahun kemudian, pohonnya menjadi hutan yang subur, tanamannya menghasilkan panen yang bagus, dan gerombolan ternak dan kambingnya memenuhi tanahnya.


Hong Shan menjadi bingung ketika dia datang pada Qing Shan untuk meminta bantuan.

“Bagaimana tempat ini berkembang begitu baik?” Tanya Hong Shan.

“Kamu mengambil dari lahanmu tanpa mengembalikan apapun dan mengambil semua kekayaan darinya. Aku memelihara lahanku sebelum memakainya, jadi sumber dayaku bertahan lebih lama.”

Hong Shan akhirnya mengerti kesalahannya.

-FIN-
Baca terjemahan Inggris di SINI
Author: Asiapac Books

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalau Anda puas dengan ceritanya. Tolong di klik ya Iklan (Ad) di sebelah kanan dan bawah. Terima Kasih ^-^
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------





Sunday, July 28, 2013

#093 Setiap Perdagangan Ada Ahli-Ahlinya Sendiri



Pada masa dinasti Song, seorang lelaki bernama Ye Yuan Qing menjadi sarjana terbaik. Dia kemudian berjalan melewati keramaian dan mendengar penebang berbicara.

“Apa yang hebat? Kalau keluargaku kaya, aku juga bisa menjadi sarjana terbaik!”

“Hmph! Kamu mau menjadi sarjana terbaik? Jangan menilai dirimu terlalu tinggi. Kamu cukup terus memotong kayu bakar untuk penghidupan!”

“Ada banyak hal yang bisa dipelajari dalam hidup. Aku bisa memotong kayu bakar dalam segala cara yang aku inginkan. Bisakah kamu melakukannya?” penebang itu menyombong.


“Lihat aku!” kata penebang kayu sambil memotong kayu dengan cara yang dia inginkan.

“Itu luar biasa!” kata Ye Yuan Qing.

“Apa yang hebat dari itu?” kata orang tua yang ada di sana juga.

“Lihat dia bisa menuangkan minyak ke dalam botol melalui lobang sebesar koin perunggu dari ketinggian seperti itu! Luar biasa!” kata penebang kayu.
“Aku tidak punya apa-apa untuk dibanggakan. Setiap perdagangan ada sarjana terbaiknya sendiri!” kata Ye Yuan Qing.



-FIN-
Baca terjemahan Inggris di SINI
Author: Asiapac Books

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalau Anda puas dengan ceritanya. Tolong di klik ya Iklan (Ad) di sebelah kanan dan bawah. Terima Kasih ^-^
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------