Friday, July 5, 2013

#048 Legenda Pulau Timbun Mata



Dahulu kala, seorang lelaki tua tinggal di Pulau Timbun Mata (Shut-Eye Island). Dia sering duduk di bawah matahari di luar rumahnya menjaga pady yang telah diletakkan oleh anaknya disana untuk mengering. Setiap kali ayam-ayam datang untuk memakan padi, dia memakai batang panjang untuk memukul lantai untuk mengusir mereka.

Suatu hari, cucunya mengolok-olok dia. Dia menangkap beberapa kepiting di pantai dan meletakkannya di atas padi. Mereka membuat suara bising seperti ayam memakan padi.

“Apa itu?” Tanya orang tua itu.

“Tidakkah kau tau?” balas cucunya. “beberapa ayam sedang memakan padi.”

Lelaki tua itu memukul lantai dengan batang kayunya. Tapi kepiting tidak ketakutan. Mereka terus memakan padi.

“Ha, ha, ha!” tawa si anak kecil itu.

Tiba-tiba, ada suara menggelegar yang kuat seperti suara tembakan meriam. Orang tua dengan janggut putih muncul di asap putih.

Dia menunjuk dengan tongkatnya ke arah si anak kecil itu, “kamu harusnya tidak boleh menertawakan kakekmu,” katanya. “Terutama karena dia buta.”

Sebelum si anak kecil itu bisa menjawab, angina yang kuat mulai meniup dan langit menjadi hitam. Sekumpulan asap merah keluar dari puncak bukit di tengah-tengah pulau. Beribu-ribu batu dan lumpur panas terlempar tinggi ke angkasa. Semua rumah di pulau itu hancur dan semua manusia yang hidup di pulau berubah menjadi batu.

 
Bahkan sekarang, jika kamu mengunjungi pulau itu, kamu bisa melihat beberapa batu yang tampak aneh yang menyerupai manusia.



-FIN-
Baca terjemahan Inggris di SINI
Author: Unknown

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalau Anda puas dengan ceritanya. Tolong di klik ya Iklan (Ad) di sebelah kanan dan bawah. Terima Kasih ^-^
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------





0 comments:

Post a Comment