Showing posts with label Fabel. Show all posts
Showing posts with label Fabel. Show all posts

Tuesday, July 9, 2013

#058 Kancil Dan Buaya 2



Suatu hari, Kancil pergi ke sungai untuk minum. Tapi dia tahu bahwa buaya mungkin menunggu di bawah air untuk memakannya, jadi dia berteriak dengan kuat, ”aku berfikir apakah airnya hangat. Aku akan menaruh kakiku untuk mengetahuinya.”

Tentunya si Kancil tidak memasukkan kakinya. Dia mengambil sebuah tongkat sebagai gantinya dan menaruh ujung satunya ke dalam air.

*HAP! Suara seekor buaya menggigit*

Buaya menggigit tongkat itu dan membawanya ke dalam air.

Kancil tertawa, ”Hahaha, buaya bodoh! Tidakkah kamu bisa membedakan antara tongkat dan kaki?” Kemudian kancil berlari pergi untuk minum di tempat lain.

Di esok harinya, Kancil ingin menyebrangi sungai. Dia ingin memakan buah di sisi seberang dari sungai. Dia melihat kayu yang mengapung di sungai. Dia tahu bahwa buaya terlihat seperti kayu ketika dia mengapung. Kancil tidak mau dimakan oleh buaya ketika dia menyebrangi sungai. Dia punya sebuah ide.

Dia berteriak keras, “buaya!”

Buaya naik ke atas air, “helo, Kancil. Apakah kamu datang untuk menjadi makan siangku?”

Kancil tersenyum, “maaf bukan hari ini, buaya. Aku punya perintah dari raja. Dia ingin mengajak semua buaya di sungai ini ke sebuah pesta. Dia ingin saya menghitung semua buaya jadi dia bisa menyiapkan makanan yang cukup untuk kalian.”

“Benarkah? Beritahu kami apa yang harus kami lakukan,” kata buaya.

“Kalian harus berbaris dari sisi sebelah sungai sini sampai ke sebelah sana,” kata Kancil.

Buaya kemudian memanggil teman-temannya dan keluarganya. Mereka berbaris sampai ke seberang sungai. Kancil kemudian meloncat pada punggung buaya.

“Satu,” dia menghitung. Dia melompat ke buaya berikutnya, “dua”. Dan buaya berikutnya, “tiga.” Kancil terus melompat sampai dia sampai di seberang sungai.


“Ada berapa?” Tanya buaya.

“Pas,” kata si Kancil. Dia tertawa dan berlari ke hutan untuk memakan buah-buahan yang dia inginkan. 




-FIN-
Baca terjemahan Inggris di SINI
Author: Unknown

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalau Anda puas dengan ceritanya. Tolong di klik ya Iklan (Ad) di sebelah kanan dan bawah. Terima Kasih ^-^
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------






Sunday, July 7, 2013

#057 Peradilan Si Monyet



Suatu hari, seekor anjing dan seekor rubah sedang bertengkar karena sepotong daging.

Si Anjing berkata, “biarkan aku memakannya!” Tapi si rubah membalas, “tidak, itu punyaku.”

Mereka setuju untuk bertanya pada teman mereka, si Monyet, untuk memutuskan masalah ini untuk mereka. Si Monyet mendengarkan apa yang mereka harus katakan.

“Supaya adil buat kalian berdua,” dia berkata, “aku harus membagi daging ini menjadi dua dengan ukuran sama dan memberi kalian masing-masing satu potong.”

Dia mengambil sebuah timbangan dan pisau dapur. Dia memotong daging menjadi dua potong dan menimbang mereka di timbangan. Tetapi, salah satu lebih berat dari yang satunya. Dia menggigit sebagian dari porsi yang lebih berat, dan menimbang keduanya lagi. Kali ini, porsi yang lain yang lebih berat. Kemudian dia menggigit sebagian dari porsi ini dan menimbang keduanya. Sekali lagi, potongan satu lebih berat dari pada yang satunya lagi. Dia melanjutkan seperti ini, menimbang dan menggigit sebagian dari daging, sampai semua daging habis.


“Kalau kita sudah tahu bakal begini,” si Anjing berkata pada si Rubah, “kita tidak akan pernah menyuruh si Monyet untuk menjadi hakim.”

Kenyataan, kata orang Korea dulu cukup benar. ‘Lebih baik menyelesaikan sebuah kasus diluar pengadilan daripada menyelesaikan di pengadilan dan kehilangan semuanya.”


-FIN-
Baca terjemahan Inggris di SINI
Author: Unknown

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalau Anda puas dengan ceritanya. Tolong di klik ya Iklan (Ad) di sebelah kanan dan bawah. Terima Kasih ^-^
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------







Friday, July 5, 2013

#051 Raja Dan Raja Tikus



Pernah ada seorang raja yang menguasai kerajaan yang besar dimana di sana tinggal banyak tikus. Ada sebuah tahun dimana beras tidak cukup. Tikus-tikus itu sangat kelaparan. Raja dari tikus memakai pakaian terbaiknya dan pergi menemui raja dari kerajaan.


“Selamat pagi, tuan tikus,” kata sang raja. “Apa yang bisa aku lakukan untukmu?”

“Oh raja, kami tidak punya beras yang cukup. Kami ingin meminjam sedikit darimu. Kalau kamu bisa meminjamkannya kami apa yang kami butuhkan, kami akan membalasmu tahun depan.”

“Berapa banyak yang kamu mau?”

“Sekitar seratus karung,” jawab si tikus.

“Bagaimana kamu membawanya pergi?”

“Paduka, kami akan mencari jalan.”

Sang raja memerintahkan seratus karung beras untuk diberikan kepada tikus. Tikus-tikus itu menggigit karung. Mereka membawa pergi nasi di dalam mulutnya. Ketika sang raja melihat keesokan harinya, dia terkejut melihat beras yang sudah hilang.

Tahun berikutnya, raja dari para tikus membalas budi sang raja. Sang raja sangat senang dia telah memegang janjinya.

Tidak lama kemudian, sang raja berperang dengan Negara sekitar. Pasukannya tidak kuat. Mereka kalah setiap pertempuran. Pasukan dari Negara lain sudah mencapai seberang dari sungai. Mereka siap untuk menyerang ibu kota. Sang raja memanggil raja tikus untuk menemuinya.

“Bisakah kamu membantuku?” Tanya sang raja.

Si tikus meminta sang raja untuk menaruh ribuan batang kayu. Masing-masing sepanjang satu kaki, di pinggir sungai.

Pada malam hari, semua tikus-tikus menggunakan batang kayu sebagai kapal untuk membawa mereka menyebrangi sungai. Prajurit-prajurit dari Negara musuh sedang tidur ketika tikus-tikus secara diam-diam memasuki perkemahan. Beberapa dari mereka membuang pedang dan pistol ke sungai. Yang lain memakan makanan mereka dan menggigit jari kaki mereka.

Ketika para prajurit bangun, mereka tidak tahu apa yang telah terjadi. Mereka tidak bisa menemukan pedang dan pistol dan mereka pikir mereka telah diserang oleh pasukan sang raja. Mereka lari secepat mereka bisa.

“Tuan tikus, kamu telah menyelamatkan negaraku,” sang raja berkata. “Tolong beritahu apa yang kamu inginkan sebagai balasannya.”

Si tikus membalas, “oh raja, kami hanya ingin hidup dalam kedamaian. Tolong usir para kucing dari negaramu.”

Sang raja melakukan apa yang diminta oleh si tikus. Dia memberi perintah untuk semua kucing untuk pergi dengan segera.



-FIN-
Baca terjemahan Inggris di SINI
Author: Unknown

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalau Anda puas dengan ceritanya. Tolong di klik ya Iklan (Ad) di sebelah kanan dan bawah. Terima Kasih ^-^
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------






#049 Semut Dan Belalang



Di musim panas yang hangat, seekor belalang bernyanyi di kebun. Dia menertawakan semut yang sedang sibuk mencari dan menimbun makanan untuk musim dingin. Semut itu memberitahu belalang untuk melakukan hal yang sama tapi belalang mencemoohkan si semut.


Musim dingin datang. Salju turun dan menutupi segalanya. Tidak ada daun yang tampak. Belalang sangat kelaparan tapi tidak punya apa-apa untuk makan. Seiring hari berlalu kondisi belalang semakin parah. Dia hamper mati kelaparan.

Dia kemudian memutuskan untuk meminta kepada semut untuk bantuan, tapi si semut menutup pintunya sambil berkata, “kamu bernyanyi di musim panas, sekarang menarilah di musim dingin.”


-FIN-
Baca terjemahan Inggris di SINI
Author: Unknown

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalau Anda puas dengan ceritanya. Tolong di klik ya Iklan (Ad) di sebelah kanan dan bawah. Terima Kasih ^-^
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------






#047 Hadiah Untuk Wanita Yang Rakus



Dahulu kala, hiduplah seorang pria tua dengan istrinya. Lelaki tua itu sangat baik tapi istrinya sangat galak. Lelaki tua itu memelihara seekor burung gereja di dalam kandang di dapur. Suatu hari si burung gereja memakan nasi yang telah tertinggal di dapur. Istri lelaki tua itu sangat marah. Dia dengan langsung memotong lidah dari si burung gereja. Burung gereja itu terbang pergi melewati jendela yang terbuka.

Ketika suaminya pulang ke rumah, dia menemukan bahwa burung gerejanya sudah hilang. Dia bertanya kepada istrinya apa yang terjadi.

“Burung gerejamu mencuri makanan,jadi aku memotong lidahnya untuk memberinya pelajaran.”

Lelaki tua itu sangat sedih. Dia memutuskan untuk mencari kemana burung gereja itu telah pergi. Dia berkeliling di seluruh negri meneriakkan dengan suara yang lantang, “pak burung gereja! Pak burung gereja! Dimana dirimu?”

Akhirnya dia menemukan dimana burung gerejanya tinggal dan dia pergi ke sana untuk melihatnya. Burung gereja itu mengajaknya untuk masuk bertemu dengan istri dan anak-anaknya.


“Duduklah dan buat dirimu nyaman,” kata si burung gereja. “Aku berharap kamu bisa tinggal untuk makan malam.”

Setelah makan malam, lelaki tua itu minta diijinkan pulang karena dia tinggal jauh. Sebelum dia pulang, si burung gereja mengeluarkan dua kotak. Dia menyuruhnya memilih salah satu untuk hadiah. Lelaki tua itu memilih yang lebih kecil dari keduanya.

Ketika dia sampai di rumah, istrinya memarahinya, “kemana saja kamu? Aku sudah mencarimu kemana-mana.”

“Oh!”balas si suami. “Aku menemukan dimana si burung gereja tinggal. Dia memberiku hadiah ini.”

Istrinya membuka kotak itu. Kotak itu penuh dengan emas dan perak.

Dia tersenyum dan berkata pada suaminya, “aku rasa aku juga mau pergi ketemu sama si burung gereja.”

Ketika dia sampai di rumah burung gereja, dia memanggil, “Pak burung gereja! Apa kabarmu! Aku telah mengkhawatirkanmu dalam waktu lama. Aku sangat senang melihatmu lagi.”

Si burung gereja mengundang dia masuk untuk makan malam. Istri burung gereja sangat baik kepada wanita tua itu. Dia memasak makanan yang luar biasa.

Ketika wanita tua itu sudah siap untuk pulang, dia berkata, “pak burung gereja, mungkin kamu mau memberikanku hadiah untuk di bawa pergi? Aku kemudian bisa selalu mengingatmu.”

Si burung gereja mengeluarkan dua kotak. Wanita tua yang rakus itu langsung memilih kotak yang lebih besar.

Ketika dia sampai di rumah, dia memanggil suaminya, “keluar! Cepat! Lihat apa yang diberikan si burung gereja padaku!”

Ketika dia membuka kotak itu, dia menemukan kotak itu hanya berisikan batu-batu.



-FIN-
Baca terjemahan Inggris di SINI
Author: Unknown

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalau Anda puas dengan ceritanya. Tolong di klik ya Iklan (Ad) di sebelah kanan dan bawah. Terima Kasih ^-^
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------