Saturday, June 29, 2013

#031 Sang Pembius : Anti Darah (Bagian 1)



Tidak ada target yang luput saat menembak, tidak pernah menyentuh lantai dalam pertarungan satu lawan satu, dan selalu unggul di dalam latihan. Namanya adalah Sean Frank. Dia adalah prajurit terhebat di angkatannya. Dia mengikuti angkatan darat Amerika Serikat karena dia sangat mengidolakan ayahnya. Dia punya seorang teman di dalam angkatan darat dan namanya adalah Boris Burk. Boris juga punya kemampuan yang hebat di dalam angkatan darat.

Suatu hari, ada perang di timur tengah dan Sean adalah salah satu prajurit yang diutus untuk pergi ke sana. Itu adalah yang pertama bagi Sean untuk pergi perang. Para prajurit pergi ke sana tank dan juga truk.

Perang itu sangat sengit. Musuh memiliki senjata yang berat dan gudang senjata berat. Banyak sekali korban dari tentara US dan juga dari pihak musuh. Perang itu berlangsung selama beberapa hari. Di perang hari ke dua, pemimpin dari Sean ditembak mati. Jadi tentera lain harus memutuskan siapa yang akan memimpin mereka, apakah Sean atau Boris. Pada akhirnya, Sean terpilih sebagai pemimpin.

Sean mencoba yang terbaik untuk memimpin anggotanya, tapi perang itu susah. Sean berhasil menjatuhkan pemimpin dari musuh. Prajurit musih menjadi nekat dan mereka menyerbu langsung tentara US. Makin banyak prajurit mati di perang. Tinggallah dua prajurit tentara US, mereka adalah Sean dan Boris.

Sean melihat banyak sekali darah di sekitarnya. Dia muntah dan menjadi jijik dengan darah. Di sana, dia berjanji pada dirinya bahwa dia tidak akan melihat darah atas perbuatannya sendiri. Sean berjalan di sekitar markas musuh bersama Boris. Dia pergi ke sebuah kamar dan meminjak lantai yang memberinya suara seakan lantai itu berongga. Dia menghancurkan lantai itu dan banyak batang emas. Dia kemudian berteriak pada Boris supaya datang. Keduanya setuju untuk membawanya pulang.



Di jalan pulang melewati hutan, Boris melambatkan diri karena dia mengatakan bahwa dia sedikit capai. Ketika Boris di belakan Sean, dia mengambil pistolnya. Sean mendengar sesuatu dan melihat ke belakang. Boris tidak mengenai organ penting dari Sean karena Sean mencoba menghindar dengan melompat ke jurang. Sean tertembak di bahunya. Dia dikhianati oleh temannya karena uang.

Sean membuka matanya dan melihat seseorang di depannya. Lelaki itu adalah dokter hewan yang bekerja di dunia liar. Sean dibius seiring lukanya disembuhkan. Selama dia sedang dalam masa penyembuhan dari lukanya, Sean belajar tentang obat bius dan racun dari dokter hewan itu. Ketika dia sudah sembuh, dia pergi untuk balas dendam.


-Bersambung-
Baca bagian 2 di SINI
Baca terjemahan Inggris di SINI
Author: Anfransen Wijaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalau Anda puas dengan ceritanya. Tolong di klik ya Iklan (Ad) di sebelah kanan dan bawah. Terima Kasih ^-^
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------







#030 Anjing Rakus



Seekor anjing rakus mencuri sebongkah daging besar dari toko daging. Dia menggigit daging dengan kuat diantara rahangnya dan berlari pulang dengannya.

Dalam perjalanan pulang, dia sampai ke sebuah jembatan kecil di atas sungai. Ketika dia sedang menyebrangi jembatan, dia melihat ke bawah dan dia melihat cerminan dari dirinya di air di bawah; dia berpikir itu adalah anjing lain yang dia liat. Di dalam mulut anjing lain itu ada daging besar yang lain.


“Jika aku bisa mendapat daging dari anjing itu, aku akan punya dua bongkah daging tidak satu saja,” pikir anjing yang rakus itu.

Jadi, dia membungkuk untuk mengambil daging itu dan ketika dia membuka rahangnya, daging jatuh dan dengan cepat hilang dalam air. Jadi pada akhirnya, anjing itu tidak mempunyai apa-apa. Dia telah dihukum karena kerakusannya. Anjing yang kasihan!



-FIN-
Baca terjemahan Inggris di SINI
Author: Unknown

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalau Anda puas dengan ceritanya. Tolong di klik ya Iklan (Ad) di sebelah kanan dan bawah. Terima Kasih ^-^
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------






#029 Batu Gantung Di Parapat



Suatu ketika, di sebuah daerah pedesaan di sebelah Danau Toba Sumatra Utara, hiduplah seorang suami dan istri bersama dengan anak perempuan yang cantik bernama Seruni. Tidak hanya cantik, Seruni juga sangat rajin membantu orang tuanya di ladang. Setiap hari keluarga ini bekerja di ladang di tepi Danau Toba, dan hasilnya dipakai untuk kebutuhan sehari-hari mereka.

Suatu hari, Seruni pergi ke ladang sendirian, karena orang tuanya pergi ke desa tetangga. Seruni hanya ditemani oleh anjing tercintanya bernama Toki. Sesampai di ladang, dia tidak bekerja tapi hanya duduk di sana melihat keindahan natural dari Danau Toba seperti dia memiliki masalah yang sulit. Sementara, anjingnya datang dan duduk di sampingnya, melihat ke wajahnya seakan-akan tahu apa yang sedang Seruni pikirkan. Sesekali, anjingnya menggonggong untuk mengganggu Seruni, tetapi dia tidak terganggu.

Beberapa hari terakhir Seruni tampak murung. Dia sangat sedih karena dia dipaksa untuk menikah oleh orang tuanya pada seorang pria yang adalah sepupunya. Dia telah memilih orang lain dan telah berjanji akan hidup bersama lelaki itu. Dia sangat pusing. Di satu sisi dia tidak mau mengecewakan orang tuanya; di sisi lain dia tidak mampu untuk meninggalkan cintanya. Karena tidak bisa menahan beban yang berat, dia merasa sangat putus asa.

“Ya Tuhan! Aku tidak bisa hidup dengan beban ini,” keluh Seruni.

Beberapa saat kemudian, Seruni bergerak dari tempat duduknya. Dengan air mata, dia berjalan dengan perlahan menuju Danau Toba. Rupanya dia ingin mengakhiri hidupnya dengan lompat ke dalam danau. Seruni berjalan ke pinggiran dari Danau Toba tanpa memperhatikan jalan di jalurnya. Tanpa disangka, dia tiba-tiba jatuh ke dalam sebuah lobang. Tanah berbatu di sana membuat lobang jadi gelap. Seruni sangat takut.

“Tolong..Tolong..Tolong..Toki!” Seruni meminta bantuan pada anjingnya.

Toki mengerti bahwa Seruni membutuhkan bantuannya, tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa selain menggonggong ke lobang itu. Seruni berteriak beberapa kali untuk bantuan, tetapi Toki benar-benar tidak bisa membantunya. Akhirnya dia merasa putus asa.

“Ah, aku lebih baik mati daripada menderita dalam waktu yang panjang,” Seruni mengeluh.

Batu bergerak merapat.

“Parapat! Parapat batu! Parapatlah,” Seruni memerintahkan batu untuk menekan badannya.

Karena tidak bisa membantu Seruni, Toki segera berlari pulang untuk bantuan. Sesampai di rumah tuannya, dia segera pergi menuju orang tua Seruni. Toki menggonggong pada orang tua Seruni dan mencakar lantai untuk memberitahukan bahwa Seruni dalam bahaya.

“Toki, dimana Seruni? Apa yang terjadi padanya?”

Toki terus menggonggong dan berlari ke depan dan belakang untuk mengajak mereka ke tempat Seruni.

“Kang, sepertinya Seruni dalam bahaya,” kata sang Ibu.

“Kamu benar. Toki meminta kita untuk mengikutinya,” kata ayah.

“Tapi bagaimana kita ke sana?”  Tanya sang Ibu

“Kamu siapkan obor! Aku akan meminta bantuan dari para tetangga.”

Tak lama, seluruh tetangga telah berkumpul membawa obor. Setelah itu, mereka mengikuti Toki ke tempat dimana Seruni berada. Setelaah mereka sampai di sana, Toki mengarahkan mereka ke depan mulut dari lobang.

Kedua orang tua Seruni langsung menghampiri mulut dari lobang. Sebuah kejutan yang luar biasa ketika mereka melihat lubang yang besar di tepi ladang mereka. Dari dalam lubang ada suara samar-samar dari seorang wanita, “Parapat! Parapat batu! Parapatlah!”

“Kang, dengar suara itu! Itu suara dari anak kita!” kata ibu Seruni.

“Iya! Itu adalah suara Seruni!” balas ayah Seruni dalam kepanikan.

“Tapi mengapa dia berteriak: parapet, parapat batu, parapatlah?” Tanya sang Ibu.

“Aku tidak tahu! Sepertinya ada yang salah di sana,” kata sang ayah dengan cemas.

Seorang petani mencoba menerangi lobang dengan obor, tetapi dasar dari lobang sangat dalam dan tidak bisa ditembus dengan cahaya dari obor.

“Seruni, anakku! Ayah dan ibu datang untuk membantumu!” Teriak sang Ibu.

Beberapa kali mereka berteriak tapi tidak ada respon dari Seruni. Hanya terdengar suara samar-samar dari Seruni yang menyuruh batu untuk mendekat dan meremasnya.

Orang-orang di sana mencoba membantu. Satu orang memegang tali dan melemparnya ke lubang, tetapi dasar dari lubang sama sekali tidak tersentuh. Ayah seruni semakin khawatir dengan kondisi dari anak perempuannya.

“Bu, pegang obor ini!” Perintah ayah.

“Kamu mau pergi kemana?” Tanya sang Ibu.

“Aku akan ikut Seruni ke dalam lubang,” sang ayah membalas dengan tegas.

“Tidak kang, terlalu berbahaya!” Sang ibu berusaha menghentikan sang ayah.

Beberapa saat kemudian, tiba-tiba ada suara yang besar. Bumi bergetar dengan ganas dan mulut dari lobang tiba-tiba tertutup sendiri. Ayah dan ibu seruni dan semua orang berlari untuk melarikan diri. Seruni tidak bisa diselamatkan.

Setelah beberapa saat, gempa bumi itu berhenti. Tiba-tiba timbullah sebuah batu besar yang menyerupai tubuh seorang wanita dan batu itu menggantung di dinding dari jurang di pinggiran Danau Toba. Penduduk local percaya bahwa batu itu adalah penjelmaan dari badan Seruni yang tertekan di dalam lubang oleh batu. Penjelmaan itu diberikan sebuah nama, yaitu “Batu Gantung”.


Beberapa hari kemudian, berita menyebar tentang kejadian yang menimpa Seruni. Orang-orang langsung berbondong-bondong ke sana untuk melihat “Batu Gantung”. Warga yang melihat kejadian itu memberitahukan orang lain bahwa sebelum lobang itu tertutup mereka mendengar suara “Parapat! Parapat Batu! Parapatlah!” Karena semua orang mengatakan kata “Parapat”, kemudian daerah itu dipanggil Parapat. Oleh karena itulah sekarang batu gantung itu disebut Batu Gantung di Parapat.


-FIN-
Baca terjemahan Inggris di SINI
Author: Unknown

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalau Anda puas dengan ceritanya. Tolong di klik ya Iklan (Ad) di sebelah kanan dan bawah. Terima Kasih ^-^
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------









#028 Cerita Orang Buta Dan Matahari



Suatu ketika, tinggallah seorang pria yang buta yang tidak pernah sama sekali melihat matahari. Dia meminta temannya untuk memberitahu matahari seperti apa.


“Itu seperti pelat kuningan,” kata temannya. Orang buta itu memukul pelat kuningan dengan sebuah tongkat dan mendengar suaranya. Setiap kali dia mendengar suara yang sama, dia mengira itu adalah matahari.

Temannya satu lagi menjelaskan, “matahari itu seperti lilin.” Orang buta itu meraba lilin dengan tangannya. Dia percaya bahwa itu sama seperti bentuk matahari.

Kemudian teman terakhirnya memberitahukannya bahwa matahari itu seperti bola api. Kemudian waktu musim dingin, setiap kali orang buta itu duduk di depan api, dia mengira itu adalah matahari.

Sama seperti itu, kebenaran itu susah untuk dilihat. Jika kamu tidak bisa melihat ketika kebenaran itu di depan kamu, maka kamu juga seperti orang buta. 


-FIN-
Baca terjemahan Inggris di SINI
Author: Unknown

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalau Anda puas dengan ceritanya. Tolong di klik ya Iklan (Ad) di sebelah kanan dan bawah. Terima Kasih ^-^
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------







Friday, June 28, 2013

#027 Legenda Sendang Sani



Suatu ketika, Sunan Kalijaga berencana mengunjungi Sunan Muria di Pati, Jawa Tengah. Dia mengajak temannya, Ki Rangga, untuk pergi bersamanya. Beberapa pelayan juga ikut dengan mereka membawa barang-barang. Dan mereka mulai berjalan ke rumah Sunan Muria.

Beberapa jam kemudian, Ki Rangga merasa capai. Dia merasa malu berjalan bersama dengan Sunan Kalijaga karena Sunan Kalijaga tidak tampak capai sedangkan Ki Rangga sangat capai dan haus. Akhirnya Sunan Kalijaga menyuruh Ki Rangga untuk beristirahat di bawah sebuah pohon besar. Itu adalah waktu untuk sholat Zuhur. Tapi tidak ada air untuk membersihkan atau ‘Wudhu’. Ki Rangga sangat kebingungan. Dia memberitahu Sunan Kalijaga tentang itu.

Sunan Kalijaga hanya tersenyum dan berkata, “kita harus berdoa kepada Allah untuk air. Sekarang kamu harus menjaga pohon ini, Ki Rangga, ini mungkin akan membawakan air untuk kita. Tapi ingat! Semua terjadi karena Allah SWT. Jangan bertindak sendiri. Kamu memberitahuku kalau air keluar. Aku akan berada dibalik bukit itu.”

Ki Rangga berjanji pada Sunan Kalijaga untuk memberitahukannya ketika air keluar. Jadi Sunan Kalijaga pergi ke balik bukit. Ki Rangga bersama dengan pelayan-pelayan duduk di bawah pohon besar itu. Mereka dengan cepat ketiduran. Ketika air keluar dari pohon besar, Ki Rangga dan pelayan-pelayannya menjadi basah. Mereka bangun. Mereka minum dan bermain di air. Ki Rangga lupa pesan dari Sunan Kalijaga untuk memberitahukannya ketika air keluar.

Di balik bukit, Sunan Kalijaga sangat khawatir. Jadi dia kembali ke pohon besar. Dia sangat terkejut melihat Ki Rangga dan pelayan-pelayannya bermain di air.

“Kamu lupa pesanku untuk memberitahuku ketika air keluar. Sebaliknya, kamu bermain di air seperti seekor kura-kura,” kata Sunan Kalijaga pelan.


Sebuah keajaiban terjadi. Ki Rangga dan pelayan-pelayan berubah menjadi kura-kura. Ki Rangga sangat sedih. Dia telah berubah menjadi kura-kura karena dia tidak menepati janjinya. Air itu membentuk sebuah kolam. Sekarang kolam itu disebuh Sendang Sani, di Pati, Jawa Tengah. 


-FIN-
Baca terjemahan Inggris di SINI
Author: Unknown

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalau Anda puas dengan ceritanya. Tolong di klik ya Iklan (Ad) di sebelah kanan dan bawah. Terima Kasih ^-^
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------