Sunday, July 14, 2013

#066 Lelaki Dengan Dua Istri



Pernah ada seorang lelaki yang punya dua istri. Dia sangat mencintai mereka berdua. Satu dari mereka tua, dan satu lagi muda. Lelaki itu sendiri tidak muda. Rambutnya punya dua warna, hitam dan sisanya putih.

Ketika lelaki itu tinggal di rumah istri keduanya, istri keduanya yang masih muda tidak mau suaminya Nampak tua karena dia sendiri masih muda. Jadi dia mencabut semua rambut putih lelaki itu supaya dia nampak muda.

Tetapi, ketika lelaki itu pergi ke istri pertama, istri pertamanya yang tua tidak mau suaminya nampak muda karena dia sendiri sudah tua. Jadi dia mencabut semua rambut hitamnya untuk membuatnya nampak tua.


Pada akhirnya lelaki kasian itu tidak punya rambut hitam maupun putih di kepalanya. Dia menjadi botak setelah itu.


-FIN-
Baca terjemahan Inggris di SINI
Author: Unknown

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalau Anda puas dengan ceritanya. Tolong di klik ya Iklan (Ad) di sebelah kanan dan bawah. Terima Kasih ^-^
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------






#065 Enam Perempuan Dan Seorang Penyihir



Bertahun-tahun yang lalu di Serawak, ada enam perempuan yang merupakan teman baik. Yang tercantik adalah Gayah. Dia juga yang paling pintar. Suatu hari mereka pergi ke hutan untuk mengumpulkan buah buah liar. Mereka tersesat.

“Jangan takut,” kata Gayah. “Aku akan bisa mencari jalan pulang.”

Ketika malam datang, mereka melihat api yang terang tidak jauh dari sana. Mereka berjalan ke arah itu. di sana ada seorang wanita tua yang sedang duduk di depannya.

“Aku tahu kamu tersesat,” kata wanita tua itu. “Kamu pasti lapar, meskipun kamu terlihat cukup gemuk dan cukup makan. Ha, ha, ha! Beruntung kalian menemukanku. Makanlah kue-kue ini, sayang-sayangku.”

“Jangan ambil satupun!” bisik Gayah. “Biarkan aku berbicara padanya. Dia adalah penyihir.”


“Maafkan aku kami tidak bisa makan tanpa ada sesuatu untuk diminum,” katanya kepada wanita tua itu. “Berapa jauh sungai terdekat dari sini?”

“Aku tidak bisa memberitahumu,” balas wanita tua itu. “Kalau aku memberitahumu, kamu akan lari. Tidak sayangku, aku akan mengambil air untukmu.”

“Terima kasih, madam,” jawab Gayah.

Dia berpikir bahwa wanita tua itu cukup bodoh untuk meninggalkan mereka sendiri sewaktu dia pergi mengambil air. Tetapi, wanita tua itu tidak sebodoh yang Gayah pikirkan. Dia mengayunkan tongkat sihir. Semua perempuan itu merasa capai dan mereka harus duduk. Dengan cepat, wanita tua itu mengikat mereka dengan tali yang panjang.

“Aku akan membawa satu ujung tali bersamaku. Kalau aku menariknya, aku akan dengan mudah tahu apakah kamu masih terikat pada ujung satu lagi,” dia berkata.

Kemudian dia pergi mengambil air. Setelah beberapa saat, dia menarik tali, “Ha, ha, ha perempuan kecilku, jangan coba melarikan diri! Kamu tidak bisa lari dariku!”

Tidak lama kemudian, dia menarik talinya lagi, “Bagus, kalian masih di sana! Jangan mencoba mengelabuhiku!”

Tapi Gayah telah melepaskan talinya dan mengikatnya pada sebatang pohon. Jadi ketika penyihir menarik tali berikutnya, dia berpikir perempuan-perempuan itu masih di sana. Para perempuan berlari ke hutan secepat yang mereka bisa. Ketika si penyihir pulang, perempuan-perempuan itu tidak ada dimana-mana.

Dia mengayunkan tongkat sihirnya dan berteriak, “buatlah sebuah sungai yang lebar dengan seekor buaya yang besar di dalamnya untuk menghentikan para perempuan itu melarikan diri.”

Dengan cepat, penyihir itu mengejar perempuan-perempuan itu. Dia melihat para perempuan berbicara kepada buaya. “Berhenti! Berhenti!” dia berteriak. Dia takut semua perempuan itu akan dimakan oleh buaya.

Gayah mendengarnya dan melihat penyihir itu cukup jauh di belakang mereka. Gayah berbicara dengan cepat pada buaya. “Tolong bawa kami menyebrangi sungai satu per satu,” dia memohon.

“Berapa kamu akan membayarku?” Tanya si buaya.

“Tuan buaya, kamu tahu kami tidak punya uang. Tapi kamu boleh memakan yang ke enam dari kami.”

Buaya itu setuju. Dia membawa perempuan pertama di punggungnya dan berenang menyebrangi sungai. Kemudian dia kembali dan membawa perempuan kedua. Dan ketiga dan keempat dan kelima.

“Sekarang aku akan makan yang keenam,” pikir buaya sembari berenang kembali.

Penyihir itu berlari ke pinggir sungai. Buaya itu berteriak padanya, “cepat naik ke punggungku.”

Si penyihir berpikir kalau buaya itu akan membantunya, jadi dia duduk di atas punggung buaya.

“Ha, ini pasti yang ke enam,” buaya itu tertawa di dalam pikirannya. Dia membawanya ke tengah sungai. Tiba-tiba dia melemparnya tinggi ke angkasa dan menangkapnya dalam mulutnya.

“Ugh, ugh, dia agak sedikit keras dan bertulang! Tidak seperti kelima yang lainnya,” dia berkata.

Sebenarnya, Gayah sudah menyebrangi sungai bersamaan dengan gadis kelima dengan memegang pada buntut buaya. Para perempuang kemudian setuju mereka tidak akan pergi ke hutan sendirian lagi.


-FIN-
Baca terjemahan Inggris di SINI
Author: Unknown

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalau Anda puas dengan ceritanya. Tolong di klik ya Iklan (Ad) di sebelah kanan dan bawah. Terima Kasih ^-^
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------




#064 Sang Pembius : Darah Terakhir (Bagian 2)



“Pedro telah mendapatkan informasinya?” Tanya Murdoc Junior.

Murdoc King menganggukkan kepalanya.

“Biarkan aku pergi dan balas dendam, aku akan membunuhnya dengan tanganku sendiri!”

Awalnya Murdoc King tidak setuju, tapi ketika Pedro menawarkan untuk menemani Murdoc Junior, Murdoc King setuju. Dia memerintahkan Pedro untuk membantu anaknya diam-diam supaya anaknya tidak kecewa dan untuk memastikan anaknya akan baik-baik saja.

Sementara itu, Diego Mann, identitas baru dari Sean Frank, sedang sibuk dengan toko jamnya. Dia membuka toko itu setelah misinya.

“Ini jam tangan ayahmu,” kata Diego Mann kepada seorang wanita cantik bernama Julia. Julia adalah pelanggan pertama di toko Diego. Dia bekerja di Rumah Sakit Healthy, rumah sakit satu-satunya di kota. Ayah Julia adalah atasan polisi di kota. Dia dan Diego telah dekat satu sama lain dan belum lama mereka baru menjadi sepasang kekasih.


“Terima kasih, ayah akan senang kalau dia melihat jam tangannya bekerja lagi. Jam ini tua tapi ini adalah pemberian ibuku,” kata Julia bergegas memberikan jam pada ayahnya.

“Sama-sama, hati-hati dalam perjalanan,” kata Diego sembari melambaikan tangannya pada Julia.

Tidak lama setelah itu, beberapa mobil berhenti dan orang-orang bermuka ganas keluar dari mobil itu. Salah satunya adalah Murdoc Junior yang haus untuk membalas dendamnya.


-Bersambung-
Baca terjemahan Inggris di SINI
Baca Bagian 3 di SINI
Baca Bagian 1 di SINI
Author: Anfransen Wijaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalau Anda puas dengan ceritanya. Tolong di klik ya Iklan (Ad) di sebelah kanan dan bawah. Terima Kasih ^-^
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------






#063 Kekuatan Menawar Seorang Pembantu



Suatu hari, seorang wanit pembantu rumah tangga mendatangi majikan perempuannya.

Hanya Untuk Ilustrasi

“Nyonya, saya minta naik gaji!” kata pembantu.

“Kenapa saya harus menaikkan gajimu?” tanya majikan.

“Ada tiga alasan nyonya, yang pertama saya membersihkan rumah lebih bersih daripada nyonya.”

“Siapa bilang?” tanya majikan.

“Tuan yang bilang, nyonya.”

“Ohh…”

“Kedua saya memasak lebih enak dari nyonya,” jelas pembantu.

“Siapa yang bilang?” Tanya majikan.

“Tuan yang bilang,” jawab pembantu.

“Ohh…”

“Ketiga, saya di ranjang lebih hebat dari nyonya,” kata pembantu

“Hah? Apa tuan juga yang bilang?” Tanya majikan dengan nada curiga.

“Bukan nyonya, tapi tuan sebelah rumah yang bilang kalau nyonya kurang hebat di ranjang,” jawab pembantu.

Sang majikan dengan cepat berkata, “Sssttt! Kamu minta naik berapa?”
 

-FIN-
Baca terjemahan Inggris di SINI
Author: Unknown

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalau Anda puas dengan ceritanya. Tolong di klik ya Iklan (Ad) di sebelah kanan dan bawah. Terima Kasih ^-^
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------




#062 Petani Miskin Yang Bijak



Dahulu kala, ada seorang petani miskin di Cina. Suatu hari dia tidak punya nasi untuk dimakan, dan dia memutuskan untuk meminta pada tuan tanahnya. Jadi, dia membunuh seekor bebeknya dan membawanya ke tuan rumah sebagai hadiah.

Sang tuan tanah menerima hadiah tersebut dan berterima kasih kepada si petani.

“Bagaimana aku bisa membagi bebek ini dengan adil? Aku punya seorang istri, dua anak laki-laki dan dua anak perempuan,” Tanya sang tuan untuk menguji petani.

Petani itu mengambil pisaunya dan memotong kepala bebek. “Ini untuk tuan,” katanya. “karena tuan adalah kepala dari keluarga.”

Kemudian dia memotong kedua kaki bebek dan memberikannya pada kedua anak laki-lakinya. “Ini untuk kalian,” dia berkata, “karena kalian akan mengikuti jejak kaki ayah kalian.”

Berikutnya dia memotong dua sayap bebek dan memberikannya satu ke masing-masing anak perempuannya. “Ini untuk kalian,” karena kalian akan terbang pergi untuk menikahi orang lain.”


Akhirnya, dia mengambil yang terakhir dan memberikan pada istri sang tuan tanah karena istrinya lah yang mengurus dapur. Sang tuan tanah sangat senang dan memberikan petani itu beras dan juga uang.


-FIN-
Baca terjemahan Inggris di SINI
Author: Unknown

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalau Anda puas dengan ceritanya. Tolong di klik ya Iklan (Ad) di sebelah kanan dan bawah. Terima Kasih ^-^
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------