Showing posts with label Fabel. Show all posts
Showing posts with label Fabel. Show all posts

Friday, July 5, 2013

#046 Kancil Dan Buaya



Kancil (nama), kancil yang kecil tapi pintar, punya banyak musuh di hutan. Untungnya, dia cerdas, sehingga tiap kali hidupnya terancam, dia berhasil meloloskan diri.

Satu dari musuh utamanya adalah buaya, yang tinggal di sungai yang membatasi hutan. Sering kali buaya mencoba menangkap kancil kecil. Buaya itu besar, tetapi tidak begitu pintar. Kancil dapat memperdayanya setiap kali.

Suatu hari sangatlah panas, tidak ada angina sama sekali. Itu adalah di tengah-tengah musim kemarau. Selama beberapa minggu tidak ada hujan sama sekali jadi anak sungai kecil dimana binatang-binatang minum di sana sudah mongering. Kancil sedang berjalan sendirian di hutan; dia sangat haus. Dia telah berjalan jauh; mencari sebuah sungai kecil untuk menghilangkan kehausannya, tetapi dia hanya menemukan lumpur yang mengering di sebuah sungai kecil yang dulunya penuh dengan air. Sangatlah sepi di hutan. Binatang-binatang tampaknya sedang tidur. Bahkan burung-burung tidak bernyanyi di pohon. Kancil akhirnya memutuskan pergi menuju sungai yang membatasi hutan. Biasanya dia menghindari dari pergi ke sana karena dia tahu buaya selalu di bersiap-siap untuknya, menunggu waktu untuk menangkapnya.


Ketika dia sampai ke sungai, Kancil melihat sekitarnya dengan hati-hati. Tidak ada orang sama sekali yang terlihat.sungai yang jernih itu memantulkan dengan silau cahaya dari matahari. Langkah demi langkah si Kancil menuju ke sungai. Matanya yang tajam melihat ke kiri dan ke kanan; telingannya yang runcing menegang untuk menangkap suara terkecil. Tapi tidak ada bahaya yang mungkin mengancamnya kali ini. Merasa lega, dia menundukkan kepalanya untuk menikmati air yang segar. Tiba-tiba, pandangannya jatuh pada sebuah objek yang mengapung tidak jauh dari dimana dia sedang berdiri. Itu adalah warna kehitam-hitaman. Kelihatan seperti cabang pohon yang jatuh, atau seperti punggungnya buaya!kancil melompat mundur, terkejut dan bijaksana. Tapi dia juga sangat haus. Bagaimana dia tahu bahwa benda di sungai adalah kayu atau buaya? Kemudian dia tersenyum sedikit karena dia menemukan sebuah ide.

Dengan suara jelas dia berteriak, “Hey! Disana, kamu yang ada di sungai. Kalau kamu adalah buaya, jangan jawab aku, tapi jika kamu adalah bongkahan kayu, katakan namamu!”

Itu adalah buaya yang mengapung di sungai. Dia telah melihat kancil di tepi sungai. Tanpa berpikir panjang, si buaya menjawab si Kancil dengan suaranya yang kasar, “jangan takut, aku hanyalah bongkahan kayu yang tidak berbahaya!”

Dengan segera, Kancil lari secepat kakinya bisa membawanya sambil berteriak menoleh ke pundaknya, “O, buaya yang bodoh, pernahkah kamu mendengar bongkahan kayu berbicara?”

Dua minggu kemudian, kancil lupa akan kejadian ini. Musim kemarau belum habis dan terasa lebih panas dari yang pernah sebelumnya. Kancil teringat akan air sungai yang sejuk dan segar. Betapa enaknya bila bisa mandi di sana! Dia memutuskan untuk mencoba lagi keberuntungannya. Kali ini tidak ada sesuatu yang mencurigakan yang terlihat, jadi kancil menuju ke air dan meminum sepuas hatinya. Sangat sunyi dan juga sangat panas. Tanpa berfikir panjang, Kancil memasuki sungai dan mulai membasahi dirinya. Dengan kesenangannya dia lupa akan bahaya. Dia mengambil sebuah ranting kering yang mengapung dan mulai memukul air dengan itu. Dia membuat begitu banyak kebisingan yang membuat buaya bangun.

“Wah, wah, ini mungkin adalah hari keberuntunganku,” pikir Buaya. Dengan cepat dia meluncur keluar dari persembunyiannya. Tiba-tiba si Kancil merasakan gigi yang tajam menggigit salah satu dari kakinya. Itu sangan sakit, tapi meskipun dia terkejut dan takut, si Kancil tidak kehilangan akalnya. Tanpa ragu-ragu dia mencelupkan ranting basah ke dalam air dan dengan suara yang mengejek dia berkata, “bongkahan kayu yang tua dan bodoh, apakah kamu berfikir kamu telah mendapatkanku? Itu hanya sebuah ranting yang kamu dapat di mulutmu, bukan kakiku. Ini kakiku, tangkap jika kamu bisa!”


Kancil menggerakkan ranting itu dengan cepat dan di depan mata si buaya. Si buaya tidak bisa melihat dengan jelas dalam air dan yang paling utama, dia memang goblok! Dia percaya Kancil dan melepaskan kaki Kancil dan menggigit dengan rahangnya pada ranting itu. Tentunya si Kancil tidak menunggu sedetikpun untuk loncat keluar dari air dan berlari ke tempat yang aman di hutan. Meskipun kakinya sangat sakit, dia tertawa dengan puas. Sekali lagi dia berhasil mempermainkan si buaya.



-FIN-
Baca terjemahan Inggris di SINI
Author: Unknown

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalau Anda puas dengan ceritanya. Tolong di klik ya Iklan (Ad) di sebelah kanan dan bawah. Terima Kasih ^-^
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------








Wednesday, July 3, 2013

#044 Si Kera Dan Si Kerbau



Seekor kera ingin menyebrangi sungai untuk memakan pisang yang ada di sisi satu lagi dari sungai. Sayangnya, dia tidak tahu cara berenang. Dia meminta kerbau untuk membawanya ke seberang di punggungnya.

“Baiklah,” kata si kerbau. “Loncat lah, aku akan berjalan ke seberang. Ada rumput yang sedap di seberang sana yang ingin aku makan.”


Jadi si kera menunggangi di punggung kerbau menyebrangi sungai. Ketika mereka sampai ke seberang, si kera langsung meloncat pergi. Dia berlari untuk memakan sebanyak mungkin pisang yang dia bisa. Si kerbau juga cukup senang memakan rumput yang panjang.

Setelah beberapa lama, si kera ingin pulang ke rumah. Dia meminta si Kerbau untuk membawanya pulang. Tapi si kerbau menyuruhnya untuk tunggu sebentar karena dia belum selesai makan.

Monyet yang nakal itu mulai bernyanyi. Dia membuat keributan yang besar sehingga seorang petani, yang bekerja di ladang di dekat sana, datang melihat ada masalah apa.

Dia berteriak kepada si kerbau, “pencuri! Pencuri! Kenapa kamu memakani rumputku?” dia melempar beberapa batu ke arah si Kerbau.

Si kerbau berhenti makan dan berlari. Ketika si petani sudah pergi, si kera keluar dari mana dia telah bersembunyi. Si kerbau memegang kepalanya yang sakit; dia telah terkena lemparan batu di kepalanya.

“Oh, oh! Kenapa kamu membuat begitu banyak keributan? Kalau kamu tetap diam, si petani tidak akan memperhatikanku.”

Si kera tidak tahu harus bilang apa. Si kerbau menyuruhnya duduk di atas punggungnya untuk menyebrangi sungai.

Ketika mereka di tengah penyebrangan, si kerbau berkata pada si kera, “aku ingin berguling dan mandi di sini.”

“Tolong jangan!” si kera memohon. “aku tidak bisa berenang.”

“Itu bukan salahku,” balas si kerbau. “kamu suka bernyanyi dan membuat keributan. Aku selalu suka untuk berguling di air. Itu sangat dingin dan nyaman dan itu akan menyembuhkan kepalaku yang sakit.”

Tanpa berbicara lagi, dia berguling di air. Untungnya si kera berpegangan erat kalau tidak dia sudah akan tenggelam. Ketika mereka sampai di seberang, si kera lompat dari punggung si kerbau. Dia sangat basah dan ketakutan.

“Aku tidak akan memberimu masalah lagi,”dia berjanji pada si Kerbau.



-FIN-
Baca terjemahan Inggris di SINI
Author: Unknown

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalau Anda puas dengan ceritanya. Tolong di klik ya Iklan (Ad) di sebelah kanan dan bawah. Terima Kasih ^-^
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------







Monday, July 1, 2013

#039 Kancil Yang Mengalahkan Seekor Harimau



Dahulu kala seekor kancil dan seekor harimau adalah tetangga. Si harimau sangatlah galak. Dia suka membesar-besarkan betapa kuatnya dia. Semua hewan di hutan takut padanya. Dia memakan paling sedikit satu di antara mereka untuk makan malam setiap hari.

Kancil kemudian memutuskan untuk memberinya pelajaran.

“Akankah kamu mengijinkan aku untuk membawakan makan malammu tiap hari? Dengan begitu kamu tidak perlu memburu makanan,” dia bertanya pada si harimau.

Si harimau setuju. Hari berikutnya si kancil membawa tikus bersamanya untuk bertemu si harimau.

“Aku khawatir aku tidak bisa membawakan binatang yang lebih besar,” jelas si Kancil. “Ada seekor binatang yang sama sepertimu menghadang jalan. Dia punya seekor tikus yang duduk di atas kepalanya.”

Dia berkata pada semua binatang,”adakah di dunia ini yang bisa melawanku? Jika ada, biarkan dia datang dan mencoba. Jikalau tidak ada, maka aku adalah raja dari hutan.”

“Ho!” kata si Harimau. “Tidakkah kamu menceritakan tentang aku?”

“Ya aku ceritakan,” balas si Kancil.

“Ketika aku menceritakan betapa kuatnya dirimu, dia tertawa dan mengatakan hal yang kurang ajar. Bahkan dia mengatakan bahwa dia tidak mau menerimamu sebagai pelayannya,” si Kancil menambahkan.

Si harimau menjadi sangat marah. “Dimana dia? Dimana dia?” teriaknya.

Jadi si kancil menyuruh si tikus untuk duduk di atas kepala si harimau sementara dia duduk di pundak harimau. Dia menunjuk ke sebuah sungai tidak jauh dari sana.

“Dia di sana,” kata si Kancil.

Si harimau berlari ke sungai. Dia melihat ke bawah air. Iya ada harimau yang lain. Seperti yang dikatakan oleh si Kancil, dia tampak seperti si harimau itu sendiri. Ada juga tikus yang duduk di atas kepalanya. Musuhnya tampak persis seperti apa yang di jelaskan oleh si Kancil.
Dia mengaum dengan kuat dan musuhnya juga mengaum dengan kuat. Si harimau menjadi lebih marah. Dia menunjukkan taringnya,harimau yang satunya juga melakukan yang sama. Pada akhirnya si harimau menyerang musuhnya. Si harimau loncat ke dalam sungai untuk bertarung dengan musuhnya. Sungai itu dalam dan penuh dengan buaya.


Si Kancil dan si tikus langsung melarikan diri.


-FIN-
Baca terjemahan Inggris di SINI
Author: Unknown

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalau Anda puas dengan ceritanya. Tolong di klik ya Iklan (Ad) di sebelah kanan dan bawah. Terima Kasih ^-^
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------





Saturday, June 29, 2013

#033 Pemberian Dari Seekor Burung Yang Terluka



Dahulu, dahulu kala hiduplah dua saudara. Mereka punya karakter yang sangat berbeda. Kakak yang besar sangat pelit dan rakus. Dia tidak pernah berbagi hartanya pada orang miskin, bahkan dengan adiknya. Adiknya sangat bertolak belakang. Dia sangat dermawan dan baik pada masyarakat miskin. Bahkan dia tidak punya banyak uang, dia akan membaginya pada orang miskin.

Suatu hari adik yang dermawan sedang duduk di taman dan tiba-tiba seekor burung jatuh ke pangkuannya. Burung itu terluka. Sang adik merawatnya, memberi makan dan menaruhnya di dalam kandang yang bagus. Setelah burung itu sehat, sang adik yang dermawan membiarkannya terbang. Setelah beberapa saat, burung itu kembali ke sang adik dan memberinya biji semangka.



Sang adik kemudian menanam biji tersebut dan menyiramnya sampai tumbuh menjadi tanaman semangka yang baik. Tapi, tanaman itu sangat aneh. Dia Cuma punya satu buah; buah yang besar dan berat. Ketika semangka itu cukup masak, sang adik memetiknya dan memotongnya menjadi dua. Begitu terkejutnya dia. Semangka itu berisi penuh dengan emas.

Adik yang dermawan itu menjual emas itu dan menjadi sangat kaya. Dia membangun sebuah rumah untuk kakaknya dan membeli ladang yang sangat besar. Masih juga, dia tidak pernah lupa untuk berbagi kekayaan dengan orang miskin. Setelah diperlakukan begitu baik oleh adiknya, sang kakak merubah sifatnya dan menjadi orang yang lebih baik.


-FIN-
Baca terjemahan Inggris di SINI
Author: Unknown

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalau Anda puas dengan ceritanya. Tolong di klik ya Iklan (Ad) di sebelah kanan dan bawah. Terima Kasih ^-^
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------








#030 Anjing Rakus



Seekor anjing rakus mencuri sebongkah daging besar dari toko daging. Dia menggigit daging dengan kuat diantara rahangnya dan berlari pulang dengannya.

Dalam perjalanan pulang, dia sampai ke sebuah jembatan kecil di atas sungai. Ketika dia sedang menyebrangi jembatan, dia melihat ke bawah dan dia melihat cerminan dari dirinya di air di bawah; dia berpikir itu adalah anjing lain yang dia liat. Di dalam mulut anjing lain itu ada daging besar yang lain.


“Jika aku bisa mendapat daging dari anjing itu, aku akan punya dua bongkah daging tidak satu saja,” pikir anjing yang rakus itu.

Jadi, dia membungkuk untuk mengambil daging itu dan ketika dia membuka rahangnya, daging jatuh dan dengan cepat hilang dalam air. Jadi pada akhirnya, anjing itu tidak mempunyai apa-apa. Dia telah dihukum karena kerakusannya. Anjing yang kasihan!



-FIN-
Baca terjemahan Inggris di SINI
Author: Unknown

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalau Anda puas dengan ceritanya. Tolong di klik ya Iklan (Ad) di sebelah kanan dan bawah. Terima Kasih ^-^
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------