Showing posts with label Aksi. Show all posts
Showing posts with label Aksi. Show all posts

Tuesday, July 16, 2013

#069 Ular Raksasa Dari Yamata



Dahulu dahulu kala ada arwah yang kuat bernama Pangeran Susano. Suatu ketika ketika dia melewati gunung-gunung, dia mendengar beberapa orang menangis. Tangisan itu berasal dari sebuah rumah dimana sepasang orang tua tinggal. Dia bertanya apa yang membuat mereka menangis.

“Seekor ular raksasa dengan delapan kepala tinggal dekat sini. Setiap tahunnya ular itu datang dan mengambil satu dari anak-anak perempuan kami. Dia telah mengambil tujuh anak perempuan kami dan kami hanya punya satu lagi. Malam ini ular raksasa itu akan datang lagi dan mengambilnya,” tangis orang tua lelaki.


“Jangan khawatir lagi,” kata pangeran. “Aku akan membunuh ular raksasa itu. aku punya rencana bagus. Tolong minta semua warga untuk datang kemari.”

Pangeran itu menyuruh warga untuk membangun pagar yang kuat dengan delapan pintu. Di depan setiap pintu, mereka menaruh sebuah gentong besar dan mengisinya dengan anggur yang kuat. Semua orang bekerja keras dan tak lama, bau dari anggur masuk ke udara.

Pangeran itu berbicara pada wanita muda itu, “tidak akan ada apa-apa yang akan terjadi padamu.” Dia dengan cepat mengubahnya menjadi sisir rambut yang kecil dan menaruhnya ke dalam rambutnya. Ketika semua sudah siap, dia menyembunyikan pasangan orang tua di tempat yang aman. Kemudian dia berdiri sendiri dengan pedangnya, menunggu si ular raksasa.

Pada tengah malam, dia mendengar suara aneh dan melihat ular raksasa dengan delapan kepala. Kemudian ular itu mencium bau anggur. Dia memanjangkan kedelapan kepalanya melalui delapan gerbang dan minum dari delapan gentong anggur. Karena anggurnya sangat kuat, si ular tak lama menjadi pusing.

Sang pangeran melihat dari belakang sebatang pohon. “Ini adalah waktunya,” pikirnya. Dia melompat keluar dan memotong delapan kepala ular itu satu persatu, sampai ular itu mati. Sang pangeran juga memotong ekor dari ular supaya dia tidak bisa hidup kembali lagi.

Ketika dia sudah yakin ular itu mati, sang pangeran mengambil sisir dari rambutnya dan bernafas pada sisir itu. Anak perempuan dari pasangan orang tua itu langsung hidup kembali dan berdiri di depannya. Dia berlutut dan berterima kasih kepada sang pangeran. Pasangan orang tua dan semua warga juga berterima kasih kepada sang pangeran karena telah membunuh ular yang mengerikan itu.

“Sekarang kita bisa hidup damai lagi. Kami akan lebih bahagia jika tuan tinggal dan hidup bersama kami,” kata lelaki tua itu.

Sang pangeran memutuskan untuk tinggal dan hidup di pegunungan. Dia meminta anak perempuan itu untuk menjadi istrinya dan hidup dengannya di sebuah istana yang indah di Izume. Mereka hidup bahagia bersama di sana dalam waktu yang panjang.


-FIN-
Baca terjemahan Inggris di SINI
Author: Lise Pordes

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalau Anda puas dengan ceritanya. Tolong di klik ya Iklan (Ad) di sebelah kanan dan bawah. Terima Kasih ^-^
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------





#067 Sang Pembius : Darah Terakhir (Bagian 3)



Empat dari pengawal Murdoc Junior membuat jalan untuk bos mereka ketika dia berjalan ke arah toko Diego Mann. Dari jauh, Pedro bersembunyi dengan senapan snipernya. Murdoc Junior dan bawahannya membuat begitu banyak keributan sehingga Diego Mann mendengar mereka.

“Aku tahu hari ini akan datang,” dia berkata pada dirinya.

Diego membungkuk dan mengambil sebuah tas di bawah rak pajangan jam. Dia kemudian mendengar seseorang berteriak.

“Itu orang yang akan mati hari ini,” teriak Murdoc Junior menunjuk pada Diego.

Diego berlari dengan cepat ke arah rumahnya. Murdoc Junior bersama dengan pengawalnya mengejarnya gila-gilaan. Mereka berlari ke dalam sebuah pasar dan membuat keributan di sana. Banyak kios yang hancur. Akhirnya Diego berhasil sampai ke rumahnya. Pengawalnya menghantam roboh pintu rumah. Diego sedang bersembunyi dan menunggu di belakang sebuah meja. Dia menunggu beberapa saat untuk memastikan semuanya sudah berada di dalam ruangan. Dia mengintip dan melihat ruangan telah terpenuhi oleh musuhnya.

Dia kemudian melempar sebuah bola dengan kuat ke arah langit-langit. Bola itu seperti bola besi biasa, tetapi ketika dia membentur langit-langit, dia menembakkan beratus-ratus jarum pembius yang menembak ke segala arah. Beberapa berhasil mengelak terkena jarum dengan bersembunyi di belakang orang lain. Hanya Murdoc Junior yang menarik tubuh pengawalnya untuk dijadikan tameng dari terkena jarum.

Hanya ada empat orang yang tidak terkena jarum pembius, termasuk Murdoc Junior. Pengawal-pengawal itu mulai menembaki meja dimana Diego bersembunyi. Diego dengan cepat melompat ke belakang sebuah tembok dan berlari ke atap.

Untuk Ilustrasi

“Kejar dia!” perintah Murdoc Junior.

Di atap, Murdoc King dan ketiga pengawalnya melihat Diego loncat ke bangunan berikutnya. Kemudian mereka memutuskan untuk mengikutinya dengan melompat ke bangunan berikutnya. Ketiga pengawal itu loncat dahulu dan Murdoc Junior melompat terakhir. Ketika mereka sedang berlari, tiba-tiba Diego berputar dan mengambil pistolnya. Dia menembak ketiga pengawal itu dengan jarum pembius dan mereka terbius. Pistol itu hanya bisa berisi tiga jarum pembius. Sebelum dia bisa mengisi ulang dan menembak Murdoc Junior, Murdoc Junior telah lompat dan dia memukul Diego dengan keras!

Pistolnya jatuh ke lantai. Murdoc Junior kemudian mengambil pistolnya dan mengarahkan pada Diego. Diego tidak takut sama sekali.

“Bagus, Murdoc Junior akhirnya bisa mendapatkan balas dendamnya,” pikir Pedro yang telah menyaksikan semuanya. 


-Bersambung-
Baca terjemahan Inggris di SINI
Baca Bagian 4 di SINI
Baca Bagian 1 di SINI
Author: Anfransen Wijaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalau Anda puas dengan ceritanya. Tolong di klik ya Iklan (Ad) di sebelah kanan dan bawah. Terima Kasih ^-^
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------







Sunday, July 14, 2013

#064 Sang Pembius : Darah Terakhir (Bagian 2)



“Pedro telah mendapatkan informasinya?” Tanya Murdoc Junior.

Murdoc King menganggukkan kepalanya.

“Biarkan aku pergi dan balas dendam, aku akan membunuhnya dengan tanganku sendiri!”

Awalnya Murdoc King tidak setuju, tapi ketika Pedro menawarkan untuk menemani Murdoc Junior, Murdoc King setuju. Dia memerintahkan Pedro untuk membantu anaknya diam-diam supaya anaknya tidak kecewa dan untuk memastikan anaknya akan baik-baik saja.

Sementara itu, Diego Mann, identitas baru dari Sean Frank, sedang sibuk dengan toko jamnya. Dia membuka toko itu setelah misinya.

“Ini jam tangan ayahmu,” kata Diego Mann kepada seorang wanita cantik bernama Julia. Julia adalah pelanggan pertama di toko Diego. Dia bekerja di Rumah Sakit Healthy, rumah sakit satu-satunya di kota. Ayah Julia adalah atasan polisi di kota. Dia dan Diego telah dekat satu sama lain dan belum lama mereka baru menjadi sepasang kekasih.


“Terima kasih, ayah akan senang kalau dia melihat jam tangannya bekerja lagi. Jam ini tua tapi ini adalah pemberian ibuku,” kata Julia bergegas memberikan jam pada ayahnya.

“Sama-sama, hati-hati dalam perjalanan,” kata Diego sembari melambaikan tangannya pada Julia.

Tidak lama setelah itu, beberapa mobil berhenti dan orang-orang bermuka ganas keluar dari mobil itu. Salah satunya adalah Murdoc Junior yang haus untuk membalas dendamnya.


-Bersambung-
Baca terjemahan Inggris di SINI
Baca Bagian 3 di SINI
Baca Bagian 1 di SINI
Author: Anfransen Wijaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalau Anda puas dengan ceritanya. Tolong di klik ya Iklan (Ad) di sebelah kanan dan bawah. Terima Kasih ^-^
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------






#061 Sang Pembius 2 : Darah Terakhir (Bagian 1)



“Selamat Natal!” kata Brook pada keluarganya.

Rumah Brook dipenuhi dengan tawa bersama keluarganya yang terdiri dari empat orang, istrinya dan kedua anak perempuannya.

“Aku punya hadiah untuk kalian dua wanita muda yang manis,” kata Brook dengan senyuman.

“Dimana? Dimana?” kata dua perempuan kecil dengan senang.

“Hadiahnya di atas. Bersabar, ayah akan mengambilnya sekarang.”

Brook pergi ke atas untuk mengambil hadiah untuk anak-anak perempuannya. Dia telah membeli dua buah boneka panda untuk anak perempuannya karena mereka sangat menyukai panda. Dia mengambil boneka-boneka itu dan berjalan kembali ke bawah.


“Keluarga yang bagus dan saling mencintai.”

Brook mencoba pergi ke dapur dimana dia menyembunyikan pistolnya.

“Jangan bergerak atau kamu tidak akan bertemu dengan istri cantikmu. Aku datang ke sini hanya untuk mengambil beberapa informasi, setelah itu aku akan pergi.”

“Siapa kamu? Informasi apa yang kamu mau dariku?”

“Tidakkah kamu kenal aku? Biarkan aku memperkenalkan diriku. Namaku Pedro dan aku adalah tangan kanan Murdoc King.”

“Aku merasa melihatmu di pabrik tua. Ini tidak ada hubungannya dengan keluargaku, biarkan mereka pergi dan kita akan berbicara tentang apa yang kamu mau,” Brook mencoba bernegosiasi.

“Ingat lelaki yang menangkap anak bosku, Sean Frank? Aku tidak bisa mendapatkan informasi apa-apa tentang orang ini. Yang aku bisa temukan hanyalah dia mati dalam perang. Apakah bisa orang mati menangkap anak bosku?” Tanya Pedro.

Brook terdiam

“Cukup beritahu aku identitas barunya dan kamu akan aku lepaskan bersama dengan keluargamu.”

“Bagaimana aku yakin tentang itu?” Balas Brook.

“Menurutku kamu tidak punya pilihan di sini, aku adalah orang yang tidak sabar. Aku lebih baik membunuh daripada menunggu untuk mendapatkan apa yang aku mau,” kata Pedro seiring menarik pelatuk pistol yang diarahkan ke kepala istri Brook.

“Baiklah baiklah! Aku akan memberikan yang kamu mau!”

Brook memberikan informasi tentang identitas baru Sean Frank. Setelah Pedro mendapat informasi tentang Sean Frank, yang namanya telah berubah menjadi Diego Mann, dia mengarahkan pistolnya ke Brook.

“Kamu bilang kamu akan membebaskan kami kalau aku memberikan informasi yang kamu mau,” kata Brook terkejut.

“Apakah aku berbicara seperti itu? Maafkan aku, aku juga orang yang pelupa, aku bisa lupa apa yang baru aku katakan,” balas Pedro dan dia menembak keluarga Brook mati.

“Bos, aku mendapat informasi tentang Sean Frank,” lapor Pedro pada Murdoc King.

“Kembali sekarang juga,” perintah Murdoc King. 


-Bersambung-
Baca terjemahan Inggris di SINI
Baca Bagian 2 di SINI
Author: Anfransen Wijaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalau Anda puas dengan ceritanya. Tolong di klik ya Iklan (Ad) di sebelah kanan dan bawah. Terima Kasih ^-^
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------






Wednesday, July 3, 2013

#043 Sang Pembius : Anti Darah (Bagian 5)



Tiba-tiba lampu hidup dan Sean melihat Murdoc Junior memegang senapan mesin dan mulai menembaknya. Sean melompat dibalik tembok dan mulai berlari karena peluru menembus tembok. Ketika Murdoc Junior berhenti menembak, Sean mengambil pistolnya dan membidik kea rah pintu untuk menembak tangan Murdoc Junior sambil bersiap-siap untuk melarikan diri jika tidak kena. Murdoc Junior menendang pintu dan keluar. Dia tidak takut apa-apa, lebih baik untuknya mati dalam pertempuran daripada di tangkap oleh musuh.

Sean menembak Murdoc Junior dan kena pada lengan bawahnya! Yang mengejutkan, Murdoc Junior masih bisa menggerakkan tangannya dan jarinya. Ternyata, pembiusnya tidak bekerja begitu baik karena tubuh Murdoc Junior yang berotot sekali. Murdoc Junior mulai menembak lagi. Sean berlari untuk menyelamatkan diri. Dia kemudian berjalan ke jalan yang lebih sempit. Dia memutuskan untuk menaiki tembok dengan tangan dan kakinya menahan pada tembok. Ketika Murdoc Junior berjalan melewatinya, dengan cepat Sean melompat padanya dan menusuk beberapa jarum pembius pada kedua telapak tangannya. Murdoc Junior dengan mudah membanting Sean jauh darinya. Sean terlempar ke pojok.

“Sekarang kamu mati!” teriak Murdoc Junior sambil mengarahkan senjata pada Sean.

Pembius itu bekerja! Jarinya tidak dapat menarik pelatuk senjata. Dia menjadi sangat marah dan mulai menyerodok ke arah Sean yang mencoba tegak. Sean berhasil mengelak dan berlari ke arah lift. Sesampai di dalam, dia menekan tombol ke lantai paling bawah. Pintu sedang menutup sementara Murdoc Junior berlari untuk masuk ke dalam lift. Ketika Murdoc Junior masuk ke dalam lift, Sean memakai masker dan mulai menyebarkan gas pembius. Murdoc Junior masuk dalam perangkap Sean! Murdoc Junior mencoba mengambil masker dari Sean, tetapi Sean selalu mencoba mengelak darinya. Tidak lama, Murdoc Junior berhasil mengambil masker dari Sean. Sean mencegah Murdoc Junior memakainya. Perkelahian berlanjut tanpa mereka memakai masker.


*Suara lift sampai*

Gas pembius keluar dari lift. Sean berhasil keluar dari lift sedangkan Murdoc Junior terbaring di dalam lift. Sean berhasil menangkap Murdoc Junior terbius dan hidup!

Murdoc Junior dibawa ke markas rahasia FBI. FBI memberitahukan ayahnya, Murdoc King untuk mengatur pertukaran antara anaknya dengan bom nuklir. Murdoc King tidak punya pilihan lain tetapi untuk melakukan pertukara. Mereka mengatur pertukaran di sebuah pabrik dekat laut dimana bom nuklir itu terletak. Amerika serikat terselamatkan karena mereka bisa mendapatkan bom nuklir beserta pelatuk bom.

Murdoc King dan anaknya beserta tangan kanannya dan beberapa pasukan melarikan diri dengan sebuah kapal. Banyak pasukan musuh yang berjaga-jaga sampai pemimpin mereka sampai di tempat yang aman.

Di dalam kapal, Murdoc King memerintahkan tangan kanannya, “temukan dan bunuh orang yang menangkap anakku.”



-Akhir dari Sang Pembius : Anti Darah-
Baca terjemahan Inggris di SINI
Baca dari awal Bagian 1, klik di SINI
Author: Anfransen Wijaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalau Anda puas dengan ceritanya. Tolong di klik ya Iklan (Ad) di sebelah kanan dan bawah. Terima Kasih ^-^
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------