Wednesday, June 26, 2013

#023 Cerita Danau Toba



Pada suatu ketika ada sebuah desa yang makmur di pulau yang jauh bernama Sumatra. Di bagian utara dari pulau itu, tinggallah seorang petani bernama Toba. Dia tinggal sendiri di dalam sebuah gubuk di hutan yang kecil. Dia bekerja pada kebunnya untuk menanam padi dan sayur-sayuran yang dia jual ke pasar lokal.

Suatu hari petani itu ingin menangkap ikan, jadi dia pergi ke sungai dan memancing di sana. Dia sangat terkejut ketika dia mendapat ikan yang besar. Ikan itu sebesar manusia. Tak lama dia pulang ke rumah dan menaruh ikan itu di dapurnya. Dia berencana untuk memasak ikan itu untuk makan malam pada malam itu. Ketika dia sampai di rumah sore itu untuk mandi. Kemudian seiring berjalan ke kamar tidurnya setelah mandi, Toba sangat terkejut. Disana berdiri seorang wanita yang sangat cantik di ruang tamunya. Wanita itu menyapanya dengan baik. Untuk beberapa saat Toba tidak dapat berbicara. Ketika dia bisa mengontrol emosinya dia bertanya padanya.


“Siapakah kamu? Siapa namamu? Kenapa tiba-tiba kamu ada di sini di rumah saya?”

“Maafkan aku kalau aku membuatmu terkejut Pak Toba, tapi kamu yang membawaku kemari. Aku adalah ikan yang kamu tangkap di sungai. Sekarang aku sudah menjadi manusia lagi, aku akan berterima kasih padamu dan aku akan menjadi pelayanmu untuk menunjukkan rasa syukurku.

“kamu adalah ikan itu?”

“Iya aku adalah ikan itu. Lihatlah dapurmu.”

Toba langsung menuju ke dapurnya dan ikannya tidak ada dimana-mana. Malah dia melihat beberapa koin emas.

“Koin emas siapa ini? Kenapa ada koin di sini?”

“Koin-koin itu adalah milikku. Ketika aku berubah jadi manusia, sisik ku berubah menjadi koin emas.”

“Ok, kamu bisa tinggal di sini. Kamarmu ada di sana.”

“Terima kasih pak Toba”

Sejak saat itu wanita cantik itu tinggal di rumah Toba. Karena wanita itu sangat cantik, Toba jatuh cinta kepadanya dan tidak lama kemudian mereka menikah. Wanita itu menikah pada toba dengan satu kondisi bahwa dia tidak boleh memberitahu orang lain tentang masa lalunya. Toba setuju dengan syarat itu.

Beberapa bulan kemudian istri Toba melahirkan seorang anak laki-laki. Anak mereka sangat sehat. Tidak lama dia tumbuh menjadi anak laki-laki yang gagah. Toba menamainya Samosir. Sayangkan Samosir adalah anak yang malas. Dia tidak mau bekerja sama sekali. Ketika ayahnya bekerja keras di lading padi nya dan sawah, Samosir hanya tidur. Ketika dia bangun dia banyak bicara dan banyak makan. Toba merasa sangat kecewa pada sifat anaknya. Dia berharap suatu saat Samosir akan berubah menjadi anak yang rajin. Hari demi hari tapi Samosir tidak pernah berubah.

Toba terbiasa pergi ke sawahnya dan lading padinya pagi pagi. Kemudian di tengah hari istrinya akan membawakannya makanan. Mereka biasa makan siang di sawah. Karena Samosir masih remaja, Toba dan istrinya mencoba untuk mengubah kebiasaannya. Mereka menyuruh Samosir untuk membawakan makanan untuk ayahnya untuk makan siang sedangkan ibunya tinggal di rumah melakukan kegiatan rumah tangga. Tapi Samosir tidak melakukan tugasnya dengan baik. Dia selalu bangun telat. Dia selalu bangun setelah tengah hari. Suatu hari ibunya memaksanya untuk membawakan makanan.

“Sam, bangun. Pergi ke sawah dan bawa makanan untuk bapakmu. Dia pasti sudah sangat capai dan lapar.”

“Tapi ibu, aku capai dan lapar juga.”

“Apa yang membuatmu capai? Kamu baru saja bangun. Pergi sekarang, ayahmu butuh makanan.”

Samosir dengan malas pergi ke sawah. Tapi dia tidak langsung pergi ke sawah. Dia berhenti di sebuah tempat di jalan dan memakan makanan itu. Sudah sore ketika dia sampai di sawah. Ayahnya sangat kecewa. Kemudian dia sangat marah karena mengetahui bahwa anaknya telah memakan makanannya. Dia berkata secara kasar.

“Oh kamu anak yang bodoh dan pemalas. Dasar anak ikan!”

Samosir tersakiti. Dia pulang ke rumah dan setelah sampai dia memberi tahu ibunya tentang kata-kata ayahnya. Ibu Samosir sangat terkejut. Dia juga merasa sangat tersakiti.

“Oh Toba, kamu telah melanggar janjimu jadi aku tidak bisa tinggal disini bersamamu lagi. Sekarang kamu harus menerima akibat dari apa yang telah kamu perbuat. Samosir, sekarang pergi ke bukit, cari pohon tertinggi dan manjatlah.”

“Kenapa ibu? Apa yang akan terjadi?”

“Lakukan saja, jangan bertanya lagi. Selamat tinggal.”



Setelah selesai berkata itu, tiba-tiba cuaca berubah. Cerah menjadi berawan. Tidak lama hujan turun deras sekali. Hujan itu berlangsung selama beberapa hari. Alhasil area itu banjir. Seluruh area yang banjir itu membentuk sebuah danau besar. Kemudian danau itu di panggil danau Toba dan di tengah danau itu ada sebuah pulau bernama pulau Samosir. Sementara istri Toba menghilang.


-FIN-
Baca terjemahan Inggris di SINI
Author: Unknown

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalau Anda puas dengan ceritanya. Tolong di klik ya Iklan (Ad) di sebelah kanan dan bawah. Terima Kasih ^-^
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------





0 comments:

Post a Comment