Dahulu
kala, seorang lelaki tua tinggal di Pulau Timbun Mata (Shut-Eye Island). Dia
sering duduk di bawah matahari di luar rumahnya menjaga pady yang telah
diletakkan oleh anaknya disana untuk mengering. Setiap kali ayam-ayam datang
untuk memakan padi, dia memakai batang panjang untuk memukul lantai untuk
mengusir mereka.
Suatu
hari, cucunya mengolok-olok dia. Dia menangkap beberapa kepiting di pantai dan
meletakkannya di atas padi. Mereka membuat suara bising seperti ayam memakan
padi.
“Apa
itu?” Tanya orang tua itu.
“Tidakkah
kau tau?” balas cucunya. “beberapa ayam sedang memakan padi.”
Lelaki
tua itu memukul lantai dengan batang kayunya. Tapi kepiting tidak ketakutan.
Mereka terus memakan padi.
“Ha, ha,
ha!” tawa si anak kecil itu.
Tiba-tiba,
ada suara menggelegar yang kuat seperti suara tembakan meriam. Orang tua dengan
janggut putih muncul di asap putih.
Dia
menunjuk dengan tongkatnya ke arah si anak kecil itu, “kamu harusnya tidak
boleh menertawakan kakekmu,” katanya. “Terutama karena dia buta.”
Sebelum
si anak kecil itu bisa menjawab, angina yang kuat mulai meniup dan langit
menjadi hitam. Sekumpulan asap merah keluar dari puncak bukit di tengah-tengah
pulau. Beribu-ribu batu dan lumpur panas terlempar tinggi ke angkasa. Semua
rumah di pulau itu hancur dan semua manusia yang hidup di pulau berubah menjadi
batu.
Bahkan
sekarang, jika kamu mengunjungi pulau itu, kamu bisa melihat beberapa batu yang
tampak aneh yang menyerupai manusia.
-FIN-
Baca terjemahan Inggris di SINI
Author: Unknown
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalau Anda puas dengan ceritanya. Tolong di klik ya Iklan (Ad) di sebelah kanan dan bawah. Terima Kasih ^-^
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
0 comments:
Post a Comment