Tiara
dan Albert adalah sepasang kekasih yang sangat suka berpergian dan mengunjungi
tempat-tempat baru. Mereka sudah mulai berpergian bersama-sama sejak dua tahun
yang lalu. Tiara mempunyai sebuah website, yang isi-isinya adalah tentang
tempat-tempat yang dia dan Albert telah kunjungi. Tiaralah yang meminta Albert
untuk menemaninya. Albert, tanpa keberatan, membantu Tiara dengan pekerjaannya.
Suatu
hari Tiara mendapat sebuah email tentang rumah misterius di daerah pinggiran
kota dimana dia tinggal. Dia memberi tahu Albert dan keduanya tertarik untuk
mengunjungi tempat itu. Jadi keesokan paginya mereka berkendara ke tujuan
mereka.
“Aku
dengar tempat ini agak misterius, tempat-tempat misterius bisa jadi mengerikan
juga kan?” kata Tiara, yang bersandar pada bahu Albert.
“Tapi
aku tidak akan takut untuk pergi tempat-tempat seperti ini selama aku punya
kamu di sampingku. Dan aku yakin tempat ini akan mengundang lebih banyak
pengunjung ke websiteku,” tambah Tiara.
Mereka
akhirnya sampai dan bertemu dengan seorang lelaki tua yang menjaga rumah
misterius itu. Mereka menyapa satu sama lain dan berbicara sebentar. Tiara
kemudian meminta lelaki tua itu untuk sebuah interview. Lelaki tua itu berkata
bahwa orang baik yang masuk ke rumah itu, mereka akan menjadi lebih baik
setelah mereka keluar. Tetapi, kalau orang jahat masuk ke rumah itu, akan
berbahaya. Setelah interview, mereka semua pergi ke pintu masuk ke rumah
misterius itu.
“Berhati-hatilah
dengan apa yang aku beritahu pada kalian, rumah ini untuk orang-orang baik,”
lelaki tua itu memperingatkan.
“Jangan
khawatir, kami orang baik pastinya, kami masuk ya!”
Tanpa
berkata lagi, Tiara memegang tangan Albert dan menariknya untuk memasuki rumah
itu. Kemudian dia membuka pintu rumah itu. Seperti yang mereka diberitahu,
hanya ada sebuah tiang besar di tengah-tengah rumah dimana mereka bisa melihat
cerminan mereka. Kemudian mereka melakukan apa yang diberitahu, tiga kali
memutari tiang dan berdiri satu demi satu di depan pintu keluar. Tiara duluan,
jadi dia berdiri di depan pintu keluar tapi tidak ada apa pun yang terjadi.
“Kayaknya
tidak ada yang mengerikan di sini, meskipun aku bisa melihat cerminan jelekku
dari tiang,” Tiara bercanda.
“Hey,
giliranmu, ayo,” tambah Tiara karena melihat Albert melamun.
Albert berdiri
di depan pintu keluar.
Tiba-tiba
pintu itu memancarkan sinar-sinar merah da nada tangan-tangan hitam berlumuran
darah keluar dari pintu dengan suara-suara penderitaan.
-Bersambung-
Author: Anfransen Wijaya
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalau Anda puas dengan ceritanya. Tolong di klik ya Iklan (Ad) di sebelah kanan dan bawah. Terima Kasih ^-^
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
2 comments:
Sir,ijin copas ya...
Sankyuu...
saya ijin buat pakai ceritanya ya, jika boleh :) thank you
Post a Comment